1.349 Rumah di Tanah Laut Terendam dan Jembatan Ambruk Diterjang Banjir

Minggu 12 Jul 2020, 16:18 WIB
Rumah warga yang terendam banjir  di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. (ist)

Rumah warga yang terendam banjir  di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. (ist)

JAKARTA - Sebanyak 1.349 rumah di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan terendam banjir, termasuk jembatan ambruk akibat tingginya curah hujan yang turun sejak Sabtu (11/7/2020).

Raditya Jati,  Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu (12/7) menyebutkan  banjir dengan tinggi muka air satu meter, melanda sebagian wilayah di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

Menurut pantauan Pusdalops Badan Penanggulanan Bencanda Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut, pada Sabtu (11/7/2020) malam, pukul 20:00 WITA melaporkan total keseluruhan terdampak bencana banjir terdapat 1.535 KK dan 5.112 Jiwa yang tersebar di tiga kecamatan.

Ketiga kecamatan itu, Kecamatan Pelaihari yang mencakup wilayah kelurahan Sarang Halang, Karang Taruna, Angsau dan Desa Atu-atu. Kecamatan Bajuin, yang terkena banjir adalah desa Galam. Banjir juga terjadi di desa Damit Hulu, kecamatan Batu Ampar.

Selain merendam rumah warga, beberapa infrastruktur pun ikut terdampak. Di kecamatan Sarang Halang, ada satu jembatan runtuh akibat derasnya luapan air sungai. Sementara itu dua jalan terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan di Desa Damit Hulu dan Desa Galam.

BPBD Kab. Tanah Laut, TNI/Polri, dan relawan lainnya telah turun ke lapangan membantu evakuasi dan melakukan pendataan warga yang dilanda banjir.

Melihat analisis dari InaRISK, wilayah Kab. Tanah Laut memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Luas bahaya akibat banjir mencakup 137 ribu hektar di sebelas kecamatan. Sedangkan dari sisi risiko, tiga puluh delapan persen penduduk atau sekitar 123.172 jiwa di sebelas kecamatan tersebut berpotensi terdampak banjir.

Masyarakat diimbau untuk terus waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan banjir bandang. Hujan dengan intesitas tinggi dan berlangsung cukup lama bisa menjadi salah satu indikator dalam menyikapi kesiapsiagaan masyarakat.(johara/ruh)

 

 

Berita Terkait

News Update