ADVERTISEMENT

Laut China Selatan Rawan Pertempuran , China dan Amerika Menempatkan Kapal Induknya

Jumat, 10 Juli 2020 05:30 WIB

Share
Laut China Selatan Rawan Pertempuran , China dan Amerika Menempatkan Kapal Induknya

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan posisinya  yang sangat strategis menjadi iceran dua negara besar  China dan Amerika Serikat (AS). Sehingga, diam-diam kedua negara tersebut  menempatkan kapal induknya untuk menghadapi kemungkinan perang fisik.
 
"Sekarang kita sudah dikepung oleh Kapal Induk  China dan Amerika Serikat. Indonesia memiliki posisi yang penting di Asean. Untuk itu, pemerintah harus mewaspadai ancaman kawasan yang dipicu konflik laut China Selatan, antara Amerika Serikat dan China," kata Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono dalam diskusi 'Pandemi dan Situasi Politik Internasional' bersama Ketua BKSAP DPR RI fraksi Gerindra Fadli Zon, dan anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB Abdul Kadir Karding  di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta,
 
Nono menegaskan, disaat Indonesia sedang  menghadapi pandemi Covid-19,  semua pihak agar waspada dengan ancaman tersebut. Dimana kedua negara sudah menempatkan kapal induknya untuk menghadapi kemungkinan perang fisik tersebut.
 
"Bangsa Indonesia jangan terlalu sibuk mengurus 'persinggungan' di dalam negeri, sehingga tidak sadar kalau wilayahnya sudah dikepung. Marilah kita semua anak bangsa, disama pendemi ini juga waspada dengan kemungkinan terjadinya perang fiisik," kata Nono.
 
Persaingan AS dan China tersebut berkonsekuensi terjadinya pergeseran dagang global ke kawasan Pasifik dan barang-barang mengalir sebagian besar lewat Indonesia. Sedangkan barang-barang losgistik dari China mengalir melalui empat (4) negara; Vietnam, Thailand, Laos, dan Myanmar. Karena itu, China akan mati-matian mempertahankan Vietnam dari kekuatan AS.
 
Indonesia, kata Nono,  harus segera  memperkuat kawasan lautnya sebagai poros maritim. Selain itu,   konflik di kawasan ASEAN  kelancaran arus logistik dan semua lewat Indonesia.
 
Apalagi lanjut Nono, sejak bulan Mei 2018 saja, sudah terjadi perubahan-perubahan besar keamanan di Asia yang dinamakan Indo Pacifik Region. Dan, yang paling harus diwasapadai bukan saja sebatas kemanan perbatasan. Tapi, efek dari persaingan perdagangan global yang bakal masuk melalui jalur-jalur laut dan pemanfaatan pelabuhan Indonesia. 
 
Abdul Kadir Karding menegaskan, target politik China pada tahun 2025 nanti posisinya sama dengan AS, dan pada 2030 siap menjadi super power menggantikan AS. Karena itu akan ada tiga macam perang; mengambil data AS dan Eropa, perang tradisional (perang fisik), dan ekonomi. 
 
"Karena China sangat agresif, maka AS pun ikut agresif di laut China Selatan," kata politisi PKB ini. (rizal/fs)
 
 
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT