ADVERTISEMENT

Gandeng Kampus Moestopo, Kemensos Serahkan Sembako Presiden untuk Pedagang dan Marbot

Rabu, 8 Juli 2020 10:30 WIB

Share
Gandeng Kampus Moestopo, Kemensos Serahkan Sembako Presiden untuk Pedagang dan Marbot

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA –  Kementerian Sosial melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial tak henti dan terus berupaya melakukan pemerataan penyaluran bantuan sosial melalui berbagai elemen masyarakat termasuk civitas akademika.

Hari ini, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto menyerahkan secara simbolis 5.355 paket bantuan sosial sembako presiden kepada Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo, Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn, di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

“Kami Kementerian Sosial mendistribusikan sembako pada mahasiswa yang terdampak dari luar Jakarta, lingkupnya juga bagi masyarakat sekitar Universitas Prof. Dr. Moestopo seperti pengurus masjid, pedagang,” jelas Edi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/7/2020).

Bantuan sosial sembako ini merupakan sebagai upaya pemerintah agar semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya di masa pademik Covid-19 seperti ini.

“Terimakasih kepada Kementerian Sosial yang telah mempercayakan kami untuk membantu menyalurkan bantuan sosial kepada warga sekitar kampus dan civitas akademika,” imbuh  Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo

Bantuan sosial sembako tersebut selanjutnya akan didistribusikan kepada pedagang kaki lima depan kampus, warga Hang Lekir terusan RT 09 RW 06 gang Musholla Kelurahan Gunung, Wijaya Gang Langgar, warga Simprug Golf, warga Kelurahan Gelora, dan Jamaah Masjid Simprug.

“Terimakasih pada Bapak Presiden dan Kementerian Sosial, alhamdulillah bantuan ini akan kami salurkan pada mereka yang membutuhkan sesuai data yang telah kami sampaikan,” ungkap Muhammad Iqbal, DKM Masjid Nurul Hidayah Kelurahan Petogogan.

Muhammad Iqbal menambahkan bahwa banyak warga sekitarnya yang fakir miskin dan anak yatim yang perlu mendapatkan bantuan.

Salah satu pedagang kaki lima pun menuturkan bahwa dirinya sangat merasakan dampak dari pandemik Covid-19 karena kampus di tempatnya berdagang memberlakukan sistem Work From Home (WFH) dan pembelajaran secara daring.

“Selama Covid-19 ini warung tutup dan baru mulai buka 2 minggu terakhir. Jualan sepi, kampus sepi, yang lewat sepi, buat modal aja ngga cukup,” jelas Tugimin, pemilik warung nasi Jogja di depan Kampus Moestopo.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT