ADVERTISEMENT

Edukasi dalam Mencegah Kebakaran

Rabu, 8 Juli 2020 06:00 WIB

Share
Edukasi dalam Mencegah Kebakaran

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KEBAKARAN menjadi salah satu ancaman serius di Provinsi DKI Jakarta. Angka kebakaran di Ibukota dari tahun ke tahun tetap tinggi. Data yang dirangkum ‘jakartafi re’, sejak Januari hingga 30 Juni 2020 tercatat 731 kali bencana kebakaran di Ibukota, dengan korban jiwa 10 orang.

Sedangkan korban materi ditaksir ratusan miliaran rupiah. Kejadian terakhir, Selasa (7/7/2020) puluhan rumah dan toko ludes dilumat api di Jalan Minangkabau Barat No. 60 RT 01/01 Kel. Menteng Atas, Setiabudi. Kebakaran mengakibatkan 200 warga kehilangan tempat tinggal dan kehilangan harta benda.

Sedangkan, penyebab kebakaran, diduga kuat akibat korsleting listrik. Korsleting listrik, mendominasi penyebab kebakaran di Jakarta atau sekitar 70 persen, disusul ledakan tabung gas, puntung rokok serta penyebab lainnya. Korsleting listrik terjadi akibat kecerobohan warga atau rendahnya pengetahuan warga tentang penggunaan listrik secara aman.

Korsleting listrik lebih banyak terjadi di permukiman padat penduduk. Tingginya angka kebakaran yang disebabkan korsleting listrik, selain membuktikan rendahnya pengetahuan warga juga kepedulian terhadap bahaya kebakaran.

Itu sebabnya warga perlu diberi edukasi tentang penggunaan listrik secara benar, edukasi penggunaan peralatan elektroniky ang aman untuk memproteksi kebakaran.

Simulasi pencegahan kebakaran dan edukasi penggunaan alat elektronik secara  aman, harus   galakkan ke semua lapisan masyarakat terutama di permukiman padat penduduk. Untuk itu semua stake holder harus dilibatkan, baik Dinas Kebakarandan Penanggulangan Bencana maupun PLN.

Simulasi penanganan kebakaran serta edukasi pencegahan kebakaran, akan mendorong kepedulian warga dalam memproteksi bencana. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan angka kebakaran di Ibukota dapat ditekan.

Intinya, kolaborasi antara semua pihak akan menjadi kunci pencegahan kebakaran. Pemerintah harus aktif melakukan sosialisasi, karena ujung tombak pencegahan kebakaran ada di tangan warga. **

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT