2.380 Pegawai Pemkot Jakbar Ikuti Rapid Test BIN

Rabu 08 Jul 2020, 13:25 WIB
Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi (depan mic), saat membuka rapid test dikanornya.(firda)

Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi (depan mic), saat membuka rapid test dikanornya.(firda)

JAKARTA - Sebanyak 2.380 orang menjalani rapid test Covid-19 di Kantor Wali Kota Jakarta Barat (Jakbar), Rabu (8/7/2020), yang diadakan oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Adapun 2.380 orang itu terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN), Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP), petugas kebersihan, dan Pamdal yang bekerja di kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Jakbar.

Namun sejumlah ASN dari tingkat kecamatan dan kelurahan juga turut mengikuti rapid test tersebut.

"Hari ini sampai dengan pukul 10.30 WIB sasaran seluruh ASN dan PNS serta PJLP karyawan cleaning service, Pamdal di kantor Walikota dan seluruh ASN di kantor kecamatan dan kelurahan dan juga kita juga didatangi dari kawan-kawan BPN, Kejari, Polres, Kodim datang ke sini. Tapi jumlahnya bisa tambah," ujar Wali Kota Jakbar Rustam Effendi, di Kantor Wali Kota Jakbar, Rabu (8/7/2020).

Rapid test digelar BIN diikuti ribuan pegawai Pemkot Jakbar. (firda)

Rapid test tersebut digelar sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai. Nantinya, peserta rapid test yang hasilnya reaktif akan mengikuti swab test untuk memastikan apakah positif Covid-19 atau tidak.

Setidaknya hingga pukul 10.30 WIB, ada 13 orang yang reaktif dari 390 orang yang mengikuti rapid test. Selanjutnya, mereka yang reaktif diarahkan untuk mengikuti swab test.

Rustam menjelaskan, rapid test massal itu dilakukan kepada para ASN dan PNS serta petugas terkait di instansi pemerintahan tersebut, lantaran mereka kerap kali berinteraksi langsung dengan masyarakat.

Sehingga sebagai langkah cepat pemutusan mata rantai Covid-19, dilakukan rapid test massal agar dapat cepat ditangani apabila ada pegawai yang ternyata positif terpapar Covid-19.

"Maka kami perlu ketahui sampai sejauh mana ASN di sini dalam keadaan terpapar atau tidak. Lebih cepat lebih bagus karena kita akan ambil tindakan khusus misal ke RS isolasi atau mandiri," jelas Rustam. (firda/tri)

News Update