Komisi IV DPR Apresiasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang Serap 1,3 Juta Tenaga Kerja

Senin 06 Jul 2020, 22:13 WIB
Anggota DPR Sutrisno dan Menteri LHK Siti Nurbaya, di RPH Pancur, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Anggota DPR Sutrisno dan Menteri LHK Siti Nurbaya, di RPH Pancur, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya bersama anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno, melakukan kunjungan lapangan ke    Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Majalengka,  Resor Pemangkuan Hutan  (RPH) Pancur, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (4/7).

Kunjungan ini merupakan peninjauan sekaligus supervisi kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada kawasan tersebut.

"Saya sangat mengapresiasi program-program KLHK yang memberdayakan masyarakat. Program KLHK sangat baik dan direspon masyarakat. Dan saya menyaksikan bahwa program KLHK dimasa Covid -19  telah berjalan di masyarakat, Seperti Bank Pesona yang memberdayakan masyarakat. Jika rakyat diberdayakan, saya yakin hutan akan dijaga masyarakat, saya mendukung program Bank Pesona untuk diperluas," papar Sutrisno.

Menteri dan Anggota DPR Komisi IV tersebut menerima laporan tentang pelaksanaan program RHL di lapangan. 

Sutrisno menambahkan,  bahwa selama 10 tahun  menjadi Bupati Majalengka sebelum menjadi Anggota DPR RI dirinya mengenal kawasan  di sekitar lokasi kunjungan ini terkenal wilayah yang berbatu dan belum tertata secara baik. Bahkan sebagai hutan lindung masyarakat tidak dapat menyentuh.

“Majalengka secara umum mempunyai lokasi-lokasi yang strategis dikembangkan untuk wisata alam. Dia mengapresiasi kebijakan Presiden Jokowi yang memberikan akses kepada masyarakat untuk pemanfaatan hutan,” tambah Sutrisno.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dukungan komisi IV DPR untuk kerja KLHK.

Menteri Siti pun meminta kepada jajarannya agar untuk semakin meningkatkan keberhasilan upaya rehabilitasi lahan dengan melibatkan masyarakat. "Masyarakat harus diberikan keuntungan secara ekonomi  dari menanam pohon," ujarnya.

Menteri Siti Nurbaya menjelaskan,  saat ini pemerintan sedang menyelesaikan peraturan terkait Nilai Ekonomi Karbon dengan beberapa kementerian/lembaga lainnya.

"Kegiatan RHL ini ada aspek ekonominya, yaitu dari karbon. Masyarakat harus diberi tahu menanam pohon bisa mendapat keuntungan ekonomi dari karbon, KLHK harus  selalu hadir untuk masyarakat di dalam dan sekitar hutan", tegasnya.

Apalagi  di masa pandemi Covid-19 ini,  hingga masa transisi menuju akhir Covid-19,  kegiatan RHL dapat menjadi sarana kerja masyarakat sehingga  bisa mendapatkan penghasilan.

 RHL yang dilakukan melalui  vegetatif, penanaman pohon atau melalui kegjatan konstruksi sederhana bangunan konservasi tanah dan air seperti dam penahan juga penjagaan tebing dari longsor dan erosi besar (gully plag).

Atasi Lahan Kritis

Plt. Direktur Jenderal PDASHL Hudoyo menyatakan bahwa upaya Rehabilitasi Lahan dan Hutan (RHL) terus dilakukan oleh KLHK untuk mengatasi lahan kritis.

Upaya RHL di Pulau Jawa yang telah dilaksanakan selama kurun waktu  tahun 2015-2019 adalah seluas 354.183 Ha, yang terdiri dari RHL di dalam kawasan hutan (lindung dan konservasi) seluas 79.667 Ha, dan RHL insentif di luar kawasan hutan seluas 274.515 Ha, melalui kegiatan KBR sebanyak 2.407 unit (78,8 juta batang), KBD sebanyak 57 unit (3,4 juta batang), serta bibit dari persemaian permanen sebanyak 60,4 juta Batang, dan bibit produktif sebanyak 5,1juta batang.

Upaya menangani lahan kritis ini akan sangat  berpengaruh terhadap menguatnya daya dukung DAS dan mengurangi kejadian bencana hidrometeorologi.

Sedangkan, upaya pemulihan lahan kritis di Pulau Jawa mendesak untuk  dilaksanakan, baik dilakukan secara fisik melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dan pembuatan bangunan sipil teknis, maupun dengan membangun kesadaran dan peran masyarakat, pemerintah daerah dan swasta

"Upaya RHL ini juga terbukti dapat menyerap tenaga kerja. Kegiatan-kegiatan dalam upaya pemulihan lahan kritis tahun 2020 di BPDASHL se-Jawa   telah menyerap sebanyak 1,38 juta HOK dengan nilai sebesar Rp. 110,9 miliar. Nilai tersebut akan menjadi penerimaan langsung bagi masyarakat sekitar lokasi kegiatan," ujar Hudoyo. (*/win)

News Update