SEBELUM merencanakan pergi memancing ke laut, perhatikan dulu cuacanya. Selain itu menentukan lokasi mancing yang merupakan awal dari kesuksesan memancing. Selanjutnya mengetahui jenis ikan sebagai target memancing, tidak kalah pentingnya.
Sebab itu persiapkan umpan yang hendak dibuat. Jika diabaikan, besar kemungkinan perjalanan memancing tidak memuaskan.
Jika musim angin masih kuat seperti angin utara, sebaiknya batalkan. Karena gelombang kuat akan menghantam dan bisa saja kapal terbalik. Ada bulan-bulan tertentu yang dapat menikmati sensasi mancing di laut, karena ombak relatif tenang. “Biasanya itu terjadi pada Februari sampai Juli,” kata Wisnu Haryanto, anggota Jojoners Reborn.
Baca juga: ‘Jojoners Reborn’, Mancing Ala Wartawan
Pada bulan-bulan itu suaca sedang bagus-bagusnya dan ombak seperti menyapa untuk segera mengambil ikan yang menggelayuti tubuhnya. Selain itu pada bulan-bulan itu, ikan-ikan lebih aktif bergerak karena sedang dalam masa kawin. “Saatnya kita berburu ikan. Narik joran lebih sering. Sayang bila dilewatkan,” ucapnya.
Beberapa ikan yang menjadi primadona para pemancing. “Selain hentakannya bikin jantung berdegub-degub, ikan yang ditangkap gurih dibakar,” imbuhnya. Ikan-ikan yang dimaksud adalah Kakap Merah, Kuwe dan Kerapu. Menangkap ikan-ikan itu, dipersiapkan peralatan mancing seperti joran, mata kail berbagai ukuran, pemberat, kili-kili, kenur, dan lain sejenisnya.
Baca juga: Sensasi Mancing di Laut, ‘Kail Dilempar, Strike Bro!’
Selain itu juga siapkan sabuk tempat joran, ganco, serokan dan tempat menyimpan ikan yang ditangkap. Jangan lupa juga umpannya. Soal urusan perut, seperti sayuran bersama bumbu-bumbu masak plus beras, sudah disiapkan anak buah kapal. Di saat malam atau dinihari, perut mulai terasa kosong. Saat itulah ikan hasil tangkapan dibakar atau digoreng lalu diolesi sambal kecap.
“Wuihh mak yuss, disantap bersama nasi putih panas,” timpal Angga Yuniar pengurus Jojoners Reborn.
MAHA BESAR TUHAN
Usai menyantap ikan, mereka bersantai di dak kapal beristirahat. Melihat ciptaan Ilahi, di tengah lautan itu, manusia tak ada apa-apanya.