ADVERTISEMENT

Antisipasi Krisis Pangan, Teten Masduki Minta Koperasi Pangan Diperkuat

Minggu, 5 Juli 2020 19:13 WIB

Share
Antisipasi Krisis Pangan, Teten Masduki Minta Koperasi Pangan Diperkuat

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengingatkan perlunya penguatan koperasi pangan. Menyusul peringatan yang dikeluarkan Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO) bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan sebagai imbas pandemi virus Corona yang melanda seluruh dunia. 

"Pak Presiden ingin ke depan koperasi pangan harus diperkuat," tegas Teten Masduki usai berdialog dengan petani bawang merah Ibu Mardiyah di Demak, Jawa Tengah, dalam siaran Pers Kemenkop dan UKM di Jakarta (5/7/2020).

Menurut Teten, perkuatan koperasi pangan sebagai bagian dari instruktur ketahanan pangan nasional. Untuk itu, pihaknya berharap koperasi simpan pinjam (KSP) dapat ikut andil dalam mensejahterakan anggotanya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan prioritas di sektor pangan.

"Jadi saya katakan seperti KSP harus punya komitmen untuk membesarkan anggotanya umkmnya yang disektor pangan," katanya. MenKopUKM menjelaskan, pihaknya telah diingatkan oleh FAO terhadap ancaman krisis pangan dunia. Untuk itu, ia berharap masyarakat bisa memanfaatkan lahan dan tanah Indonesia yang subur itu, dengan menanam tanaman pangan.

"Apalagi ke depan krisis pangan. Dalam jangka pendek, sudah diingatkan oleh FAO, bahwa dunia akan hadapi krisis pangan. Harus dimanfaatkan setiap jengkal tanah kita harus dimanfaatkan tanaman pangan," tambahnya.

Dalam jangka panjang, kata Teten, Indonesia harus menyiapkan koperasi pangan yang kuat, melalui pembiayaan yang lebih murah dan ramah serta persyaratan yang tidak berbelit-belit. "Kita harus siapkan koperasi pangan yang kuat. sistem pembiayaan yang lebih murah, lebih ramahlah koperasi pangan dan jangan berbelit belit," ujarnya.

Teten juga mengatakan, sektor pangan yang bisa dikembangkan oleh koperasi adalah yang memiliki keunggulan dan Indonesia masih mengimpor, misalnya jagung dan padi. Kedua komoditas ini dinilai belum dimaksimalkan, dikarenakan masih diimpor. "Pangan itu apa. Misalnya yang unggul. Padi dan jagung yang masih impor. Garam kita masih impor. Kita perlu juga masuk ke sektor kelautan. Kita unggul disitu. Mulai rumput laut hingga jenis ikan. "Saya lihat ekspor ikan masih tinggi. Kita harus perkuat disektor itu," tambahnya.

Sementara itu Petani bawang merah di Demak, Ibu Mardiyah mengaku membutuhkan modal pembiayaan pertanian dengan bunga kecil. Sehingga memilih untuk bergabung dengan koperasi di KSP KUD Mintorogo. "Saya mohon pemerintah membantu kami agar bisa membiayai pertanian kami. Mohon bisa dengan bunga kecil, lebih kecil dari bank," kata Mardiyah.

Menteri Teten mengaku, mendapat masukan langsung dari petani bawang merah di Demak. Bahwa diperlukan pembiayaan yang murah dan mudah untuk bisa mengembangkan sektor pertanian. "Hari ini saya dapat pembelajaran Ibu Mardiyah untuk disampaikan presiden. Saya diminta pelajari dan evaluasi pembiayaan koperasi langsung ke masyarakat," ujar Teten.(adji/ruh)

 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Guruh Nara Persada
Editor: Guruh Nara Persada
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT