Jokowi Sebut Indonesia Punya Peluang Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi

Sabtu 04 Jul 2020, 15:10 WIB
Presiden Joko Widodo.(ist/setkab)

Presiden Joko Widodo.(ist/setkab)

JAKARTA –  Presiden Jokowi menegaskan Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara yang memiliki penghasilan tinggi

"Kita punya potensi besar. Kita punya peluang besar untuk melewati middle income trap. Kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi," tegasnya.

Itu  disampaikan Jokowi pada peresmian pembukaan konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) tahun 2020 yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (4/7).

Presiden menambahkan Indonesia kini dikategorikan sebagai negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country) dari sebelumnya negara berpenghasilan menengah bawah (lower middle income country).

Pernyataan Jokowi tersebut terkait pengumuman Bank Dunia per 1 Juli 2020 lalu,  bahwa pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita Indonesia naik dari posisi sebelumnya 3.840 dolar AS menjadi 4.050 dolar AS. 

Kepala Negara melanjutkan, untuk mencapai hal tersebut tentu dibutuhkan prasyarat. Beberapa di antaranya yaitu infrastruktur yang efisien yang mulai dibangun oleh pemerintah, dan cara kerja cepat yang kompetitif dan berorientasi pada hasil. Untuk itu, perlu diupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul, produktif, inovatif, dan kompetitif.

"Di sinilah posisi strategisnya pendidikan tinggi, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencetak generasi muda yang produktif dan kompetitif yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan untuk kemajuan Indonesia," imbuhnya

Presiden menyampaikan bahwa capaian kenaikan status Indonesia tersebut patut disyukuri oleh seluruh bangsa. 

"Capaian ini patut kita syukuri bahwa kita berjalan ke arah yang benar, bahwa kita harus terus melangkah maju menuju ke negara berpenghasilan tinggi,"  terang mantan gubernur DKI. 
Meski demikian, Presiden mengakui  bahwa menjadi negara berpenghasilan tinggi bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut terlihat dari banyaknya negara-negara dunia ketiga yang sudah puluhan tahun bahkan mendekati satu abad hanya berhenti sebagai negara berpenghasilan menengah, atau terjebak pada middle income trap. (johara/tri) 

News Update