SETIAP presiden mengisyaratkan perombakan kabinet, selalu berhembus isu liar siapa saja yang terpental dan siapa pula yang masuk kabinet. Kali ini diisukan Ahok dan AHY jadi menteri, bahkan Ahmad Mumtaz anak Amin Rais juga siap. Layakkah mereka?
Kursi menteri itu hanya 34, tapi parpol mitra koalisi banyak-banyakan ajukan kadernya jadi menteri. Saat kabinet terbentuk, ada yang kepakai, ada yang tersingkir. Mereka yang tersingkir pun dihibur, “Sabar nanti kalau ada reshuffle kabinet ya.” Maka calon menteri gagal itu bak menunggu godot.
Pasca heboh marahnya Presiden Jokowi disusul rencana perombakan kabinet, calon menteri “waiting list” ini tentunya ikut harap-harap cemas. Terlepas nama mereka masuk atau tidak, beberapa hari ini beredar isyu sejumlah nama beken bakal masuk kabinet, karena sejumlah menteri dicopot.
Isu ini demikian liar karena tak bisa dikonfirmasi kepada para Jubir Istana. Lucunya lagi, si penyebar isyu itu tak bermain logika ketika memasukkan nama-nama calon menteri itu. Misalnya, Ahok yang kini Komut Pertamina akan menjadi Mentri BUMN menggantikan Erick Tohir yang digeser ke Menteri Perdagangan.
Mana bisa Ahok jadi menteri, karena dalam UU Kementrian Negara disebutkan bahwa syarat calon menteri tidak pernah dipenjara. Lagi pula, ngangkat dia jadi menteri sama saja memancing PA -212 turun lagi ke Monas. Apakah Presiden berani ambil resiko?
AHY juga termasuk yang diisyukan. Selama yang berkuasa pemerintahan PDIP, mustakhil putra SBY bisa masuk. Soalnya, misalkan Jokowi mengkandidatkan, paling-paling langsung di-tipex oleh Ketum PDIP Megawati. Sebab perseteruan Mega –SBY sejak 2004 hingga kini belum juga berakhir.
Paling aneh, meski tak masuk daftar isu calon menteri, kabarnya PAN mengusulkan ke Jokowi agar Ahmad Mumtaz jadi menteri. Mana mau Jokowi kejeblos dua kali. Dulu pernah ambil kader PAN jadi menteri, tapi sesepuh PAN Amien Rais tetap nyinyir terus. Jadi kalau Jokowi trauma juga wajar saja. Tapi anehnya, Ahmad Mumtaz ketika ditanya wartawan langsung saja bilang, “Siap!”
Ketimbang capek termakan isu liar, mending tunggu saja Presiden Jokowi menyusun ulang menteri-menterinya. Cuma asal tahu saja, selama Jokowi terus mengakomodir menteri-menteri sodoran parpol, akan selalu ketemu menteri-menteri KW-2 yang tak bisa ditukar di bursa keramik Rawasari Jakpus. (gunarso ts)