Di Tengah Pandemi Covid-19 Pemerintah Minta Warga Juga Waspadai DBD

Sabtu 04 Jul 2020, 11:35 WIB
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro ingatkan bahaya demam berdarah. (ist)

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro ingatkan bahaya demam berdarah. (ist)

JAKARTA – Di tengah masa pandemi, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia juga meningkat hingga kini. Laporan Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD mencapai lebih dari 700 ribu kasus. 

Selain itu, Kasus DBD yang tersebar di 465 wilayah administrasi di tingkat kabupaten dan kota mengakibatkan jumlah kematian hampir 500 jiwa.

"Sebab itu, Gugus Tugas Nasional meminta masyarakat waspada  terhadap ancaman DBD di saat masih melawan Covid - 19," ucap Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro. 

Dr Reisa mengatakan, DBD adalah salah satu tantangan terberat Pemerintah Indonesia, beban kesehatan masyarakat yang juga mengancam kesehatan. 

“Di tengah pandemi Covid -19, kita juga harus menekan angka kesakitan DBD. Kita harus tetap bergerak, memantau nyamuk baik secara mandiri, bersama-sama, maupun bekerja sama dengan pemerintah,” ujar dokter Reisa saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat (3/7) sore. 

Ia meminta warga untuk menjaga kebersihan lingkungan secara rutin satu bulan sekali. “Sekarang kita mulai produktif kembali, maka, mari perhatikan saluran air, tempat nyamuk bertelur, dan tempat-tempat dengan reservoir air,” ujarnya. 

Nyamuk aedes aegypti lebih senang bersarang di air yang bersih yang dibiarkan tergenang. Dokter Reisa menyampaikah langkah pencegahan dengan melakukan 3M, yakni menguras penampungan air bersih atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk. 

"Langkah lain yang praktis yaitu jangan menggantung pakaian bekas pakai yang berpotensi menjadi tempat bersembunyi nyamuk DBD di dalam rumah," ucap dr Reisa. Lebih lanjut, dokter Reisa meminta warga untuk berkoordinasi dengan pihak pengelola lingkungan dalam upaya pemberantasan nyamuk di pemukiman.  

Sementara itu, ia juga menyampaikan ciri-ciri gejala DBD. Menurutnya, gejala DBD tidak langsung muncul. Seseorang baru merasakan gejala pada 4 hingga 10 hari setelah digigit nyamuk bervirus dengue.

Gejala paling umum yaitu demam tinggi hingga 40 derajat celcius. Gejala lain berupa sakit kepala, nyeri tulang, nyeri otot, mual, muncul bintik merah di kulit hingga pendarahan pada hidung dan gusi. (johara/tri)

Berita Terkait

News Update