Bersama Gugus Tugas Corona Kok Tidak mau Menjaga Jarak

Sabtu 04 Jul 2020, 07:30 WIB

SEBAGAI  pamong desa, Ramli (40), dan bidan Ny. Istiamah memang terlalu berani saat menjadi petugas Gugus Tugas Corona di Banyumas. Mestinya kan mereka jaga jarak di manapun berada. Ini tidak, saat masuk hotel jarak itu tinggal nol Cm antar perut. Tentu saja langsung digerebek Rizal (35), suaminya.

Meski daerahnya termasuk zona hijau, bukan berarti bisa rakyat dan pamong desa berleha-leha saat menghadapi wabah Corona. Di mana-mana bidan desa yang lebih tahu tentang kesehatan, diajak memperkuat Gugus Tugas di desanya. Celakanya, meski bukan artis antar petugas itu bisa terkena penyakit lebih bahaya ketimbang Covid-19, yakni penyakit asmara yang bila diperbesar gambarnya berupa daun waru ditusuk.

Nah, di Kabupaten Banyumas (Jateng) tepatnya di wilayah Kecamatan Cilongok, pamong desa Ramli ketika bertugas bersama dengan bidan Istiamah, malah terjadi skandal asmara. Gara-garanya, kalau tugas bareng keduanya tak mau jaga jarak. Meski pakai masker dan cuci tangan terus, keduanya masih juga terpapar asmara cinta.

Bu Bidan memang cantik, dan pamong desa Ramli lelaki normal, sehingga setiap bertugas bareng ke rumah-rumah penduduk, lama-lama ukuran celana jadi berubah, dari L ke XL. Rupanya Bu Bidan juga menanggapi, sehingga urusan celana yang berubah ukurannya itu diselesaikan di hotel bilangan Banyumas. Di sini jaraknya diperpendek. Bila di tempat umum paling antara 50 Cm sampai 100 Cm, kini tinggal nol Cm dan antar perut pula.

Awalnya perselingkuhan pamong desa-bidan itu mulus-mulus saja. Tapi ndilalah kersaning Allah, seorang Satpam hotel tempat Ramli-Istiamah cek in, kenal dengan Rizal suami Istiamah. Maka diam-diam dia telpon kepada pihak yang berkompetan bahwa ada informasi istrinya cek in bersama lelaki lain.

Tentu saja Rizal kaget bukan alang kepalang. Dia segera meluncur ke hotel dimaksud. Dalam rekaman CCTV di lobi hotel memang ditemukan gambar Istiamah bersama Ramli. Gayanya meck, seperti suami istri saja. Maka buruan kamar mereka berkencanria digerebek. Urusan pun kemudian ditangani polisi.

Tapi warga desa tak puas ketika skandal itu hendak didamaikan, sehingga balai desa digeruduk masa. Warga desa menuntut agar pamong desa Ramli mengundurkan diri. Begitu panasnya emosi rakyat, polisipun  dikerahkan untuk menenangkan massa. “Kalau memang begitu tuntutan warga, saya siap.” Kata Ramli. Tapi kunci terakhir tetap saja ada pada bupati. Blionyalah yang menentukan nasib Ramli.

Jadi petugas gugus tugas Corona malah Ramli jadi virusnya sendiri. (tb/gunarso ts)

News Update