JAKARTA – Alfin, Penjual kurma di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat mengaku penghasilannya minus hingga Rp20 juta akibat mewabahnya Covid-19 di Ibukota.
Alfin yang sudah menjalani profesinya sebagai tukang kurma sejak tahun 1980 ini, menurutnya saat sekarang lah masa tersulit. Pasalnya usaha yang sampai saat ini ditekuni seperti mati suri, hidup tapi mati (Jualan tapi tak ada penghasilan).
Sejak mewabahnya Covid-19 di Jakarta dan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar alfin mengaku, penghasilannya dari berjualan kurma gersang bagai pasir di padang tandus.
"Selama corona sampe lebaran saya rugi Rp 20 juta, bukannya untung. Dipake buat makan sehari-hari. Karena keuntungannya nggak ada lakunya nggak ada. Pemasukannya nggak ada sama sekali," kata Alfin saat berbincang dengan Poskota, Rabu (1/7/2020).
Selain berjualan kurma, Alfin juga menjual perlengkapan ibadah umat Islam. Ia mengenang sebelum adanya pandemi penghasilannya lumayan cair, pasalnya perhari dia bisa meraup untung jutaan rupiah.
"Sebelum ada pandemi sekitar sejuta sehari dapat, kalau lagi musim haji bisa 2-3 juta dapat. Sekarang nggak ada haji ya pengaruh banget sama penghasilan," keluhnya.
Dikatakan, setelah datangnya pandemi corona penghasilan Alfin turun sangat drastis bahkan minus. "Setelah ada pandemi sehari cuma dapat Rp 100 ribu, ya nombok, buat makan sekeluarga aja nggak cukup," ujarnya.
"Selama pandemi ketemu lebaran itu saya minus 20 juta, rugi saya bukannya untung. Ruginya dipake makan sehari-hari, karena untungnya nggak ada, sekarang kalau resikonya sehari Rp 150 ribu buat makan kalikan aja selama 3 bulan, sementara jualan nggak ada pemasukan," paparnya.
Kurma yang ditawarkan Alfin di lapaknya bermacam-macam, harganyapun berbeda tergantung dari jenis kurma. Dari yang termurah jenis kurma Mesir hingga yang paling mahal kurma nabi.
"Paling mahal jenos kurma nabi Rp 250 ribu sekilo, terus kurma mejol Rp 200 ribu perkilo, kalau yang paljng murah itu kurma mesir, harganya Rp 30 ribu perkilo," kata Alfin.
Alfin menjelaskan untuk harga kurma saat ini sedang mengalami kenaikan. Karena kurma yang Ia beli termasuk barang impor, semetara pengiriman barang untuk masuk ke dalam negeri sedang sulit karena pandemi, itu yang menyebabkan harga kurma melambung tinggi.