GARA-gara WA-nya disadap lewat aplikasi, akhirnya waaaa…. terkuaklah skandal Pak Kepala Dusun (Kadus) dengan adik iparnya. Tentu saja Halimi (45) tak terima istrinya dikencani orang. Maka tak peduli Kadus Gozali, itu masih adik iparnya sendiri, langsung saja dibunuhnya di kantor desa di wilayah Jambi.
Urusan selangkangan memang suka bikin lelaki emosian. Bagaimana nggak emosi, istri yang merupakan ibu dari anak-anaknya, kok diganggu oleh adik ipar. Padahal si adik ipar juga sudah punya bini sendiri. Bagaimana sih, kok tega-teganya ngrusuhi bini orang. Kalau binimu diganggu orang lain bagaimana perasaanmu?
Perselingkuhan berbau darah ini terjadi di Kotoboyo, Kabupaten Batanghari, Jambi. Pelakunya adalah Gozali, lelaki yang hanya memikirkan “batangan” sendiri, tanpa memikirkan batangan orang lain. Bagaimana mungkin, Pak Mertua sudah membagi dua anaknya untuk Gozali dan Halimi, tapi kenapa Gozali masih geratakan menggangu bini Halimi? Kalau bahasa medsosnya, “Situ waras?” Atau, “Situ kebanyakan micin, ya?”
Istri Halimi dan Gozali memang kakak beradik, keduanya cukup cantik. Tapi meski cantiknya seperti bidadari dari kahyangan, kalau sudah jadi milik sendiri tak menarik lagi. Sebaliknya jelek sedikit, kalau milik orang, dianggapnya barang baru dan itu masih memiliki sejuta rangsangan dan sensasi.
Kebetulan Halimi dan Gozali ini tianggal satu desa. Halimi petani biasa, sedangkan Gozali menjabat sebagai Kadus. Jelas status sosial Gozali lebih bergengsi, apa lagi kalau ditambahi nama Effendi di depannya, semakin bergengsi lagi. Karena dia adalah pakar komunikasi sekaligus pengamat politik yang wajahnya keluar masuk TV.
Lha kok Gozali tanpa Effendi ini suka keluar masuk rumah Halimi tanpa sepengetahuannya. Sampai di dalam Gozali kemudian masuk kamar pribadi Halimi, lalu ketemu Hasnah (38), istrinya. Coba, bagaimana Halimi tak cemburu. Pasti di dalam Gozali ngapain-ngapain sama bininya. Itu kan pelanggaran serius atas hak milik orang.
Terus terang, Halimi baru tahu semuanya ketika dia berhasil menyadap WA istrinya melalui donlotan aplikasi. Begitu dibuka, wuihhh……sering sekali dalam WA itu ditemukan pesan-pesan janjian ketemu, untuk berbuat mesum. “Nanti mainnya sebentar saja, keburu suamiku pulang,” begitu salah satu bunyi pesan WA yang ada dikirim ke Gozali. Bahasanya kok “mainnya”, memangnya pertunjukan film layar lebar, apa?
Merujuk pesan dalam WA istrinya, Halimi jadi tahu bahwa sudah berbulan-bulan Gozali mengencani istrinya. Jadi selama ini dirinya hanya jadi “generasi penerus” belaka, karena awalnya di setiap hari sudah didahului Gozali. Mak dirodok, maki Halimi dalam hati.
Ternyata Halimi tak hanya memaki, tapi juga menyiapkan sebilah pisau. Maka pas ada pertemuan di kantor desa, diam-diam dia mendekati Kadus Gozali. Sekali tusuk di punggung, ambruklah Pak Kadus. Sementara para pamong desa menolong Gozali, Halimi melarikan diri. Dia bisa ditangkap sehari kemudian, ketika diberi tahu bahwa Gozali sudah meninggal gara-gara tusukannya.
Dalam pemeriksaan Halimi mengaku sakit hati, karena istrinya diselingkuhi adik iparnya. Maka untuk membela kehormatan keluarga, tak ada cara lain kecuali Gozali harus disesekusi. Dan sekarang Halimi merasa lega karena Gozali bukan lagi ancaman untuknya.
Katanya jaga kehormatan keluarga, tapi faktanya kehormatan istri diserahakan dengan suka rela pada Gozali. (tribun jambi/gunarso ts)