APARAT kepolisian mengemban tugas berat, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat. Namun itu tak menyurutkan AKP Entang Cahyadi, perwira Polres Serang Kota, untuk menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah Masaratul Muta’alamin Banten, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Tanpa terasa, dirinya sudah 17 tahun mengabdikan diri di dunia pendidikan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Kisah anggota Bhayangkara merangkap guru madrasah bermula saat Entang Cahyadi yang masih berpangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu) sering bersilaturahim dengan tokoh masyarakat Tb. Ulumudin Ma’mun yang juga Kepala MTs Masaratul Muta’alamin.
Karena sering bersilaturahmi dan mengunjungi madrasah, Entang Cahyadi yang saat itu bertugas di Mapolsek Kasemen mengajukan diri mengajar untuk mengisi waktu senggang.Tak disangka, permintaan tersebut langsung disetujui kepala madrasah yang memintanya untuk segera mengajar.
“Awal mengajar tahun 2001. Saya mengajar mata pelajaran bimbingan konseling, karena bagian tersebut masih erat kaitannya dengan tugas saya sebagai anggota polri,” ungkap pria kelahiran 1976 ini.
Ia menceritakan awal mulanya ketertarikan mengajar. Sebelum menjadi anggota Polri pada 1995, bapak tiga anak ini mengaku sudah mengajar Iqra untuk anak-anak di kampungnya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pengalamannya mengajar mengaji tersebut pun terbawa hingga menjadi anggota Polri, hingga mengajar Bimbingan Konseling di madrasah.
Alumni SPN Cisarua 95/96 inipun membagi kesan pertamanya mengajar di madrasah. Menurutnya, siswanya sangat antusias belajar sehingga menjadi motivasi untuk terus mengajar. Apalagi mereka tahu dirinya juga seorang polisi.
Berkat keuletan mengajar, pihak madrasah akhirnya mengangkat dirinya sebagai guru honorer pada 2010. “Di tahun itulah, saya resmi menyandang guru honorer,” ucapnya dengan bangga.
Sejak itu, dirinya mendapat honor sebesar Rp 60.000/bulan. Namun, ia mengaku uang honor yang diperoleh dari hasil keringatnya tersebut tidak diambil atau disimpan. Tapi diberikan kepada petugas kebersihan dan guru lain sekadar buat ngopi dan makan.
TAK LUPA TUGAS
Meski rutin mengajar, namun Entang tak pernah lupa dengan tugasnya sebagai aparat kepolisian. Apalagi setelah menyandang pangkat perwira sebagai Kapolsek Kasemen, yang merupakan jabatan strategis yang bersentuhan dengan masyarakat.
Agar tidak mengganggu tugas pokoknya, dirinya sengaja meminta jadwal mengajar setiap Jumat dan Sabtu, karena itu waktu senggangnya. “Mengajar tidak mengganggu tugas saya sebagai anggota polisi. Kalau ngajar sehari itu waktunya cuma 2 jam, Jumat dan Sabtu,” tuturnya.