Suami Kerja Banting Tulang, Istri "Dibanting" Lelaki Lain

Senin 29 Jun 2020, 07:30 WIB

JADI suami wanita materiliastis bisa makan hati. Misalnya Ngadirun (30), dari Kudus ini. Dia banting tulang untuk menafkahi keluarga, tapi istri malah “banting-bantingan” dengan lelaki lain, karena bisa menjamin benggol dan bonggol. Dengan dongkol Ngadirun terpaksa gugat cerai Wiwik (28), ke Pengadilan Agama.

Setiap lelaki menginginkan istrinya sebagai ratu rumah tangga. Maksudnya bini cukup di rumah saja, tugasnya mamah karo mlumah. Tapi itu kan untuk para suami yang ekonominya terjamin, gaji gede atau pengusaha sukses. Kalau suami hanya pegawai rendahan atau bahkan pekerja serabutan, justru istrinya yang bersikap ora mamah ya ora mlumah alias main embargo pada suami.

Ngadirun warga Kudus ini mengakui, hidupnya tak semanis jenang Kudus. Kalau soal alotnya memang iya, karena Wiwik susah sekali dimintai pengertiannya. Diberi tahu sungguh alot dan wangkot (keras kepala). Wiwik tak mau tahu suami penghasilannya tak menentu, kadang banyak kadang sedikit. Tapi  banyakan yang sedikit. Bahkan sering dia pulang tak bawa uang.

Wiwik memang merasa salah pilih. Punya suami seperti Ngadirun yang katanya sarjana ekonomi, tentunya ekonomi sangat terjamin. Yang terjadi justru sebaliknya, sarjana ekonomi tapi ekonominya morat-marit. Ijazah sarjananya tak laku untuk ngelamar kerja. Ikut ujian PNS gagal melulu, karena saingannya begitu ombyokan.

Celakanya, penghasilan suami pas-pasan, tapi Wiwik tak mau tahu. Dia minta ini itu meski suami tak mampu mewujudkannya. Bahkan dia berani mengembargo Ngadirun, ada bonggol jika ada benggol. Akibatnya Wiwik kembali ke rumah orangtuanya, dan Ngadirun tinggal manyun mungkin sampai bertahun-tahun.

Tambah ngebelangsak, anak perempuan pulang terlalu lama, mertua juga tak mendorongnya untuk memerintahkan kembali ke rumah. “Kasihan suamimu,” mestinya kan begitu. Mungkin juga mertua sudah empet, punya mantu kerja di PT Tempo, dalam arti tempo-tempo kerja, tempo-tempo nganggur.

Belum lama ini Ngadirun dapat obyekan lumayan, sehingga bisa membelikan kalung istri meski ukuran kecil. Dia segera menjemput bini ke rumah mertua, tapi kosong. Kata tetangga, Wiwik suka dijemput lelaki bermobil, kemungkinan besar PIL-nya. “Tapi jangan sebut nama saya lho ya, sebut saja sumber yang layak dipercaya,” kata tetangga Wiwik seperti menghadapi wartawan yang sedang meliput kasus.

Dia pandangi dalam-dalam kalung yang baru saja dibelinya itu. “Sial amat nasibku ya. Aku kerja banting tulang, istri malah 'banting-bantingan' dengan lelaki lain,” keluh Ngadirun setengah nangis. Dan setelah klarifikasi dengan istri ternyata benar, ya sudah, akhirnya Ngadirun menggugat cerai ke Pengadilan Agama.

Istri nggak hanya dibanting, tapi juga dipiting. (rk/gunarso ts)

Berita Terkait
News Update