JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR-RI, Mercy Chriesty Barends kecewa alokasi anggaran untuk vaksin Covid-19 yang diberi nama vaksin Merah Putih hanya sebesar Rp 5 miliar.
Mercy tidak habis pikir, mengapa untuk vaksin yang dibutuhkan ratusan juta rakyat Indonesia hanya disediakan Rp 5 miliar.
"Bisa kita bayangkan anggaran untuk vaksin Covid-19 hanya Rp 5 milair. Sementara angka kasus positif Covid-19 sudah mencapai lima puluh ribuan lebih. Ini jelas tidak masuk akal," kata Mercy prihatin.
Dengan angka 5 miliar Kementristek diberikan batas waktu sampai bulan maret 2021. "Dengan angka seperti itu apa yang bisa kita harapkan! Sementara angka kasus postif Covid-19 terus naik," kata politisi PDIP ini meyakinkan.
Indonesia sebagai negara jumlah penduduk terbesar ke-5 di dunia, hanya akan menjadi pasar bagi negara lain untuk menjual vaksin Covid-19. "Inikan memilukan! Bagi negara Cina dan Amerika Serikat yang telah lebih maju dalam penelitian virusnya akan menjadikan Indonesia sebagai market," katanya politsi Dapil Maluku ini.
Padak lanjutnya, Indonesia memiliki kapasitas yang memadai dalam hal penelitian. "Tadi dalam rapat Lembaga Lembaga Biologi Molekuler Eijkman secara kfronologis dan sangat teknis apa yang mereka kerjakan dimana sekarang ini sudah sampai pada tahap pengujian Virus Merah Putih yang mengalami mutasi berdasarkan situasi yang ada di Indonedia," katanya.
Dalam kondisi refocussing anggaran RAPBN 2021, mungkin pos-pos anggaran di kementerian lain yang tidak penting bisa dialihkan ke dana riset.
"Riset vaksin ini sanagat penting. Jangan menyepekan masalah riset, apa lagi untuk kepentian ratusan juta manusia," katanya. (rizal/win )