TANGERANG - Untuk menghindari pemalsuan dokumen dalam Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Dinas Pendidikan Kota Tangerang memperketat proses verifikasi dalam penerimaan peserta didik baru.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Masyati Yulia kepada media, Kamis (25/6/2020).
"Untuk menghindari pemalsuan dokumen Dinas Pendidikan Kota Tangerang melakukan pemeriksaan mendetail terhadap asal usul peserta didik baru. Salah satunya pemeriksaan SKD (Seleksi Kompetisi Dasar) calon peserta didik," ungkap Masyati.
Dinas Pendidikan, lanjut Masyati, sempat menemukan dokumen palsu saat proses PPDB daring tingkat SD kemarin. Atas temuan itu, pihak Disdik pun membatalkan kelolosan peserta didik baru yang sudah diterima di Sekolah Dasar tersebut.
"Kemarin kita sempat temukan ada beberapa dokumen khususnya masalah domilisi yang asli tapi dimanipulasi,” kata masyati.
“ Maksudnya begini, kemarin kita temukan ada siswa yang mendaftar melalui sistem zonasi dengan melampirkan SKD di daerah zonasi SD tersebut, namun setelah di cek ternyata mereka baru dua bulan ini tinggal di lokasi itu. Atas temuan itu, maka pihak sekolah yang sudah menerima siswa didik tersebut langsung membatalkan kelulusan siswa didik tersebut," ungkapnya.
Ditambahkan Masyati untuk bisa lolos di sekolah negeri, para orangtua calon siswa harus melampirkan SKD untuk sistem zonasi. Dengan syarat orangtua atau calon siswa tersebut sudah 1 tahun tinggal di daerah itu.
"Kalau dibawah 1 tahun biasanya kita tolak, dan kita tidak mengizinkan untuk masuk ke sekolah yang mereka inginkan," tandasnya.
Seperti diketahui PPDB tingkat SD sudah dimulai sejak 11 Juni 2020 lalu, dimana tahap pertama para peserta didik bisa mendaftarkan diri melalui daring. Sedangkan untuk PPDB tingkat SMP sendiri akan berlangsung pada 26 Juni 2020 mendatang.(toga/win)
.jpg)
