JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar acara peringatan Hari Anti Narkotika Internasional atau HANI 2020, Jumat (26/7/2020). Acara mengusung tema 'Hidup 100 persen di Era New Normal Sadar, Sehat, Produktif dan Bahagia Tanpa Narkoba' tersebut diselenggarakan secara daring.
Kepala BNN, Komjen Heru Winarko mengatakan, terjadi penurunan kasus penyalahgunaan narkotika bila dihitung sejak tahun 2011. Dan bila dibandingkan hingga 2019 kemarin, sudah ada sekitar 1 juta penduduk Indonesia yang bisa diselamatkan dari jeratan narkotika. "Dengan demikian kita dapat menyelamatkan sekitar 1 juta jiwa penduduk Indonesia," katanya, Jumat (26/6).
Dikatakan Heru, selain perbandingan tersebut, dari hasil penelitian BNN dan Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya LIPI pada tahun 2019, tren kasus penyalahgunaan narkotika di Indonesia setahun terakhir sebesar 1,80 persen, atau setara dengan 3,49 juta orang. Jumlah itu mengalami penurunan dari angka penyalahgunaan narkoba di tahun 2011 sebesar 2,40 persen. "Karena di tahun 2011 sebanyak 2,40 persen atau setara dengan 4,5 juta orang,"
Turunnya kasus penyalahgunaan narkotika, tambah Heru, menunjukkan bahwa sudah banyak penduduk yang berhasil diselamatkan dari jeratan narkotika. Dan diharapkan angka itu terus bertambah dan bahkan tak ada lagi penyalahguna narkotika. "Karena bila tak ada lagi penyalahguna narkotika, pastinya tak ada lagi narkoba yang masuk ke Indonesia," terangnya.
Lindungi Negeri
Pada perayaan HANI 2020 yang akan dihadiri Wapres KH Ma'ruf Amin ini, kata Heru, digelar dengan suasana yang berbeda dari tahun sebelumnya karena dilakukan secara virtual. Meski begitu, Di tengah masa pandemi Covid-19, pihaknya tetap mengusung tema yaitu Hidup 100% di Era New Normal Sadar, Sehat, Produktif dan Bahagia Tanpa Narkoba. "BNN pun sebagai garda utama dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba dengan mengubah pola pikir otoritatif menjadi aspiratif, dari kaku menjadi fleksibel," terangnya.
Pihaknya, kata Heru, terus berdiri di jajaran terdepan untuk melindungi negeri dari serbuan narkoba. Strategi Demand Reduction dengan upaya pencegahan dan Supply Reduction dengan upaya pemberantasan jaringan sindikat narkoba terus digalangkan. "Kami juga melakukan Strategi Defence Active melalui kerja sama dengan berbagai negara agar narkoba tidak sampai masuk ke dalam negeri," sambungnya.
Berkat intensitas kerja sama yang sinergis dan komprehensif antara BNN dengan Badan Narkotika negara lain, maka penyelundupan dan peredaran gelap narkotika dalam jumlah besar berhasil digagalkan. Diantaranya adalah pengungkapan narkotika jenis Sabu seberat 2,06 ton oleh Jabatan Siasatan Jenayah Narkotika Malaysia, Pengungkapan Sabu seberat 17,4 ton, sabu kristal seberat 500 kg, heroin seberat 292 kg."Dan terakhir adalah menggagalkan penyelundupan opium seberat 588 kg dan prekursor sebanyak 163 ribu liter oleh Komite Sentral Myanmar Untuk Pengendalian Penyalahgunaan Narkoba," paparnya.
Satu kasus lagi yang tak kalah besar yang berhasil dicegah masuk ke Indoneaia, adalah penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 548 kilogram dan Ketamine seberat 500 kilogram. "Kerja sama itu menggagalkan penyelundupan heroin seberat 281 kilogram yang berhasil diungkap oleh Angkatan Laut Srilanka pada Maret dan April 2020," pungkasnya.(ifand/ruh)