Gagalkan Peredaran 159 Kg Shabu dari China, Polri Selamatkan 640 Ribu Jiwa

Jumat 26 Jun 2020, 10:01 WIB
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo (tengah),bersama pejabat Bea Cukai memperlihatkan barang bukti shabu. (ilham)

Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo (tengah),bersama pejabat Bea Cukai memperlihatkan barang bukti shabu. (ilham)

JAKARTA - Hari anti narkotika internasional (HANI) yang diperingati setiap 26 Juni, harus jadi tonggak perang terhadap peredaran narkoba. Sebab, mafia internasional masih terus menggempur. Kasus terbaru, 5 anggota sindikat memasok 159 Kg shabu, 3.000 pil ekstasi dan 300 butir H5 asal China. Tapi berhasil digagalkan Polri.

Operasi senyap dengan sandi ‘Halilintar’ yang digelar Bareskrim Polri membongkar jaringan sindikat narkoba di tiga lokasi berbeda di perairan Kepulauan Riau. Sebanyak 159 Kg shabu, 3.000 pil ekstasi dan 300 butil H5 asal China disita.

Barang haram itu dikemas dalam campuran komoditas bahan sembako dan diselundupkan lewat jalur laut. Kelima tersangka ES, SD, US, SY, dan IR kini mendekam di sel Mabes Polri sebagai tahanan Dittipidnarkoba Bareskrim. Mereka adalah anggota jaringan narkoba China-Malaysia-Indonesia.

“Mereka kami sergap dalam Operasi Halilintar sejak 27 Mei lalu dan baru terbongkar, Selasa (22/6/2020) kemarin,” ungkap Kabareskrim Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo, Kamis (25/6/2020).

Pengungkapan kasus ini berawal pada 27 Mei aparat Bea Cukai memberi informasi ke Bareskrim adanya penyelundupan narkoba dari Malaysia lewat jalur Teluk Karimata-Perairan Kepulaun Riau-Teluk Jakarta.

Kabareskrim lalu membentuk tim dengan sandi ‘Operasi Halilintar’ beranggotakan Dittipidnarkoba dan Bea Cukai.

Esok harinya tim meringkus ES dan mengamankan 35 Kg shabu dalam kemasan plastik lakban, menyita HP dan uang Rp700.000. Lewat nyanyian ES, pada 18 Juni digagalkan 5 kg shabu dengan kemasan teh China warna hijau, 3 ribu ekstasi, dan 300 H5, dua HP dan Rp900 ribu.

“Kali ini giliran SD yang dicokok,” katanya. Setelah diinterogasi, SD berkicau akan ada pengiriman shabu pada 22 Juni lewat jalur sama.

Tim bergerak dan menggagalkan 119 kg shabu juga dengan kemasan teh China hijau dan kuning. “Saat itu sebuah kapal motor bersama tiga penyeludup US, SY, dan IR ditangkap berikut lima HP termasuk ponsel satelit,” jelasa Listyo.

TERPUTUS

Tim kemudian menginterogasi kelima anggota sindikat bergantian lalu keterangannya satu sama lain di cross check. “Dari situ terungkap pengendali kelima anggota sindikat, ES yang mempunyai hubungan dengan mafia narkoba China dan Malaysia. Dia masuk jaringan ini lantaran keuntungannya menggiurkan bila beredar di Indonesia,” katanya.

News Update