Bukan Hanya Pengelola, Pengunjug Mal Wajib Patuhi Protokol Kesehatan

Jumat 26 Jun 2020, 17:22 WIB
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta Ellen Hidayat saat berada di Gugus Tugas Nasional, Jakarta. (ist)

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta Ellen Hidayat saat berada di Gugus Tugas Nasional, Jakarta. (ist)

JAKARTA - Sebanyak 80 pusat perbelanjaan telah dibuka secara serentak di DKI Jakarta. Para pengunjung diharapkan untuk mematuhi protokol kesehatan saat berkunjung ke mall tersebut. Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta Ellen Hidayat di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat (26/6).

Sebelumnya, di tengah pandemi Covid-19 membuat pengelola mal atau pusat perbelanjaan Indonesia menutup usahanya selama beberapa minggu. Pada 15 Juni 2020 lalu, Pemerintah DKI Jakarta mengizinkan kembali pembukaan pusat perbelanjaan di wilayahnya. "Syarat yang ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta yakni penerapan protokol kesehatan COVID-19 di setiap pusat perbelanjaan tersebut," terang Ellen.

Ellen menjelaskan bahwa protokol kesehatan di pusat perbelanjaan diterapkan sejak pengunjung memasuki bangunan pusat perbelanjaan. "Pengunjung mal sudah dibuatkan antrian masuk, tempat cuci tangan, wajib memakai masker dan diukur suhu tubuhnya 37,5 derajat. Jika melebihi, maka akan dipersilakan pulang baik pengunjung ataupun karyawan, kapasitas mal pun hanya 50%," jelas Ellen.

Saat pengunjung di dalam mal, pengelola juga memantau penerapan protokol kesehatan. Ia  menjelaskan bahwa pengelola menyediakan tanda-tanda sebagai alur jalan bagi pengunjung. Di samping itu, fasilitas lift mengangkut pengunjung dengan jumlah kapasitas terbatas. Kapasitas maksimal setiap kali beroperasi tujuh hingga delapan orang.

"Eskalator pun diberikan tanda, disesuaikan dengan jarak kurang lebih tiga langkah. Penataan kursi di restoran juga menyesuaikan protokol kesehatan, dengan menandai kursi-kursi yang boleh dan tidak boleh diduduki. Musola juga diatur terkait jarak, tidak berkarpet dan diwajibkan bawa peralatan shalat sendiri. Toilet juga dibuatkan antrian di luar toilet," pungkasnya.

Ellen menjelaskan Pengelola pusat perbelanjaan melakukan inovasi dengan menggunakan sensor di beberapa titik untuk mengurangi sentuhan fisik. "Sebagian besar pusat belanja di DKI menerapkan sensor, seperti tombol lift, hand sanitizer dan karcis parkir pun menggunaan sensor sehingga mengurangi kontak fisik," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, ada Tim Gugus Kendali Covid di tiap pusat belanja yang terdiri sekuriti dan manajemen yang akan mengawasi dan menegur pengunjung yang tidak mentaati protokol kesehatan," tambah Ellen. (johara/ruh)

 

News Update