ADVERTISEMENT

Kepala BKKBN Bicara Soal Angka Perceraian dan Bunuh Diri di Masa Pandemi

Kamis, 25 Juni 2020 05:45 WIB

Share
Kepala BKKBN Bicara Soal Angka Perceraian dan Bunuh Diri di Masa Pandemi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA  - Dampak ekonomi akibat pandemi virus corona dirasakan sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Sebanyak 50.891 karyawan di Jakarta terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Bahkan angka perceraian pun terbilang tinggi di Jabodetabek.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo membenarkan jika hal tersebut berimbas pada kehidupan keluarga di Indonesia. Namun, ia memberikan data yang lebih lebar, yakni kejadian sejak dua tahun terakhir.

"Memang benar angka peceraian sudah naik dua tahun terakhir ini, bahkan sebelum pandemi, data yang didapatkan di lapangan memang cocok hampir 2,5 persen pasangan suami isteri berkelahi dan akhirnya menggugat cerai ya, sementara sisanya itu mempertahankan keharmonisan keluarga," kata Hasto Wardoyo, kemarin.

Hasto menambahkan pihaknya berupaya untuk mencegah terjadinya perceraian dan menekan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

"Kita membuka konsultasi melalui online bagi pasangan muda ataupun pasangan yang hendak menikah. BKKBN mengikrarkan sebagai sahabat keluarga, sehingga diharapkan kami dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik," jelas Hasto.

Tak hanya itu, Hasto juga menyoroti tindakan pelaku bunuh diri akibat masalah keluarga dan ekonomi.

"1,5 juta memang itu hasil temuan kami cenderung kelahi pasangan suami-isteri saat pandemi Covid-19 dan 0,9 persen cenderung bunuh diri dan hal itu sangat menyita perhatian pemerintahi" pungkas Hasto Wardoyo. (mia/win)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT