Meski Sibuk Tanggulangi Corona, Jokowi: Jangan Lupa Antisipasi Karhutla

Selasa 23 Jun 2020, 15:40 WIB
Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas soal karhutla. (ist)

Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas soal karhutla. (ist)

JAKARTA - Indonesia pada Agustus nanti akan memasuki puncak kemarau, karenanya Presiden Joko Widodo mengingatkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus terus dilakukan. Jokowi meminta persiapan terhadap pencegahan karhutla sudah harus berjalan dan dikoordinasikan dengan baik menjelang puncak kemarau.

"Di tengah kesibukan kita dalam menghadapi pandemi ini jangan lupa kita juga memiliki sebuah pekerjaan besar dalam rangka mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai antisipasi karhutla, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Hadir dalam rapat tersebut, antara lain Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diperoleh Presiden menyebut, sebagian besar wilayah akan mengalami puncak kemarau pada Agustus mendatang. Dalam laporan tersebut, sebanyak 17 persen wilayah memasuki musim kemarau pada April, 38 persen pada Mei, dan 27 persen pada Juni.

"Untuk itu saya ingatkan kembali, yang pertama, mengenai manajemen lapangan harus terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik. Area-area yang rawan hotspot (titik api) dan update (pembaruan) informasi ini sangat penting. Manfaatkan teknologi untuk peningkatan monitoring dan pengawasan dengan sistem dasbor," tuturnya.

Sebelumnya, pada kunjungan kerja ke Provinsi Riau, 20 Februari 2020 lalu, Kepala Negara melihat sendiri bagaimana sistem dasbor mampu menggambarkan situasi karhutla di wilayah tersebut secara terperinci. Sistem tersebut menggunakan empat teknologi satelit sebagai alat pengindera untuk mendeteksi titik api, yaitu NOAA, Aqua, Terra, dan satelit dari Lapan.

Presiden berpendapat bahwa apabila sistem dasbor serupa itu juga diterapkan untuk memantau wilayah-wilayah rentan terjadinya karhutla, maka penanganan terhadap hal tersebut dirasa akan jauh lebih mudah dan efektif.

"Saya sudah melihatnya langsung dasbor itu bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail. Saya kira kalau seluruh wilayah yang rawan kebakaran ini bisa dibuat seperti itu saya kira pengawasan akan lebih mudah," imbuh Jokowi. (johara/ys)

Berita Terkait
News Update