ADVERTISEMENT

Korban Tewas TBC Lebih Besar, Tapi Rakyat Tidak Pernah Gusar

Selasa, 23 Juni 2020 06:30 WIB

Share
Korban Tewas TBC Lebih Besar, Tapi Rakyat Tidak Pernah Gusar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SEBETULNYA korban meninggal penyakit TBC jauh lebih besar, dalam setahun mencapai 93.000. Sedangkan Covid-19 hampir 4 bulan cuma 2.500. Namun demikian rakyat tak pernah gusar akan TBC, karena bakteri TBC kalah publikasi  dengan Corona.

Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa kemarin bilang, bila data korban penyakit TBC dibuka, bisa bikin gelisah masyarakat. Bayangkan, dalam sehari koban tewas mencapai 14-15 orang, sementara jumlah pasien sekarang ini seluruh Indonesia tercatat 900.000. Data tahun 2018 menyebutkan, korban tewas TBC mencapai 93.000 jiwa.

Jika dibandingkan dengan korban Covid-19, nyata benar bedanya. Kemarin sore Jubir Corona dr Akhmad Yurianto mengumumkan, jumlah pasien  46.845, meninggal 2.500 dan sembuh kembali 18.735. Jauh lebih sedikit kan, dibanding TBC, tapi hebohnya bukan main.

Masalahnya, Covid-19 menang publikasi, baik dari suratkabar konvensional, media online termasuk medsos yang kerjanya suka memanas-manasi situasi. Karena di luar kendali Dewan Pers, mereka seenaknya menebar info-info yang tak bertanggungjawab. Mereka bekerja tanpa sensor, asal viral bangganya bukan main.

Meski sama-sama penyakit menular dengan korban lebih besar, tak ada kebijakan pemerintah soal TBC. Baik  untuk pakai masker, relokasi anggaran APBN sampai Rp 405 triliun, dan rakyat mau ke mana-mana dibatasi. Pendek kata pemerintah bekerja dengan diam dan sunyi akan publikasi.

Demikian dramatisnya  berita Covid-19, oleh kaum oposisi dijadikan senjata untuk menekan pemerintah. Misalnya, selalu ditiupkan perlunya lockdown. Padahal jika pemerintah termakan saran mereka dan ternyata negara menjadi kacau, oposisi punya alasan untuk menjatuhkan pemerintah. Bahkan sudah ada kaum oposan yang meramalkan, kabinet Jokowi akan jatuh akhir Maret 2020.

Faktanya KIM terus berjalan, karena tak menggubris desakan oposisi. Sekarang pemerintah hanya menerapkan setengah lockdown alias PSBB yang kini dalam tahap new normal. Itu pun pemerintah sudah babak belur, sehingga Presiden Jokowi mengatakan, pengaruh Covid-19 lebih berat ketimbang krisis 1998. (gunarso ts)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT