DARSINI, 40, dari Surabaya ini tak mau kalah dengan KPK. Jika KPK punya agenda “Jumat Keramat”, bini Santosa ini punya acara “Jumat Nikmat” di hotel bersama PIL.
Tapi melalui aplikasi GPS yang dipasang diam-diam di HP istri, Santosa, 45, akhirnya berhasil membongkar skandal istri yang selalu ngelayap tiap Jumat.
KPK di era Agus Rahardjo punya program unggulan yang diberi nama “Jumat Keramat”. Jika seorang tersangka korupsi diperiksa di gedung KPK tepat di hari Jumat, itu pertanda bahwa selesai diperiksa dia tak diizinkan pulang alias ditahan.
Padahal jika sampai ditahan, alamat bakal masuk penjara. Ada memang yang berkelit lewat pra peradilan, tapi itu jumlahnya tak banyak.
Ny. Darsini warga kota Surabaya ternyata manusia “latah” juga. Tak mau kalah dengan KPK, sejak 6 bulan lalu dia meluncurkan acara unggulan, yakni “Jumat Nikmat” bersama PIL-nya.
Hebatnya, rutinitas acara mesum ini diketahui pasti oleh anak kandungnya, yakni anak hasil perkawinan dengan suami pertama. Darsini menikah dengan Santosa yang sama-sama juga duda.
Tapi setahun menikah dengan Santosa justru Darsini merasa kecewa. Soalnya suami yang bekerja di instansi penegakan hukum itu dalam prakteknya dia lemah dalam penegakan burung.
rusan nafkah batin bersama suami Darsini selalu kecewa. Cuma nama saja yang “santosa” tapi senjata andalan seorang Santosa ternyata tidak sentosa lagi. Dalam bahasa klasiknya, bisa disebut tidak lagi rosa-rosa macam Mbah Marijan.
Untuk memuaskan hasratnya yang selalu menggantung, diam-diam sejak 6 bulan lalu Darsini mencari PIL. Bukan pil chloroquin yang konon bisa menangkal Covid-19, tapi PIL dalam arti pria idaman lain.
Tidak sulit mencari begituan, karena secara phisik penampilan Darsini memang sangat menjanjikan dan seksi menggiurkan. Bahkan ada celetukan lelaki di luaran yang pernah didengar Darsini, “Aku punya bini model Darsini, di rumah sarungan terus…..”
Dan yang di rumah sekarang sarungan terus itu adalah Sriyanto, 35. Tapi entah kenapa, atau mungkin demi keamanan bersama, dia belakangan hanya berani melayani Darsini setiap hari Jumat saja.
Karena itulah, Darsini juga setiap hari Jumat pamitan ke suami dengan alasan mau ke rumah bapak-ibunya yang mulai jadi anggur kolesom, maksudnya jadi orang yang sudah tua.
Padahal aslinya, di hari itu dia kencan bersama Sriyanto di hotel yang berganti-ganti lokasinya. Selama ini aman-aman saja, karena Santosa sang suami selalu khusnudzon (barbaik sangka).
Darsini kan anak bungsu, jadi sangat disayang emak dan babenya. Karenanya meski setiap Jumat Darsini pergi keluar rumah, Santosa tak pernah mencurigai.
Tapi sekali waktu ada teman yang memberitahukan bahwa pernah melihat Darsini keluar dari sebuah hotel bersama lelaki muda. Maka sejak itu Santosa mulai curiga pada istrinya.
Tapi untuk menuduhnya langsung tak enak juga. Maka diam-diam minta aplikasi GPS (Global Posisioning Sistem) istrinya melalui anak tirinya. Tanpa curiga anak tiri itu memberikannya.
Nah, sejak itulah Santosa niyatingsun monitor kegiatan istrinya setiap hari Jumat. Seperti pada akhir Februari 2020 lalu misalnya, lewat GPS itu Santosa jadi tahu bahwa bininya berada di sebuah hotel.
Maka dia langsung merapat ke hotel itu. Ternyata betul, anak tirinya ada di lobi hotel sementara emaknya ada di kamar. Bersama Satpam hotelm, digerebeklah pasangan mesum itu. Keduanya tak bisa berkutik.
Namun demikian Darsini tak takut juga diceraikan Santosa. Sebab dia tiap hari Jumat pergi demi mencari kepuasan batiniah, karena suami tak mampu memberikan.
Maka Santosa lalu membawa persoalan ini Pengadilan Agama Surabaya. Tapi karena terhalang Corona, proses peradilannya sampai pertengahan Juni ini belum juga selesai.
Ngantri cerai sampai seperti ngantri sembako korban Covid-19. (JPNN/Gunarso TS)