SEBAGAI garda terdepan dalam pembagian bantuan sosial (bansos) baik dari Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat, seorang ketua RW dituntut harus sabar dan bijak dalam menangani keluhan dan protes warga.
Seperti H. Maskur Zakaria (64), Ketua RW 02 Kelurahan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Lelaki yang sudah puluhan tahun menjadi ketua RW ini mengaku tetap sabar dan amanah menjalankan tugasnya untuk membagikan bansos. Meski sering mendapatkan cibiran dari warga yang tidak dapat sembako.
“Ya keluhan dan cibiran dari warga yang tidak terima bansos ada. Tapi kami tetap sabar. Kami selalu koordinasi dengan para RT agar berlaku adil dalam pembagian,” ucap Zakaria, Jumat (19/6/2020).
Guru Agama SMAN 60 Jakarta ini menerangkan dalam membagikan sembako harus bijak, misal ada warga yang mampu terdata, sementara ada warga yang tidak mampu tidak terdata, maka sembako tersebut diberikan kepada warga yang tidak mampu.
“Namun tetap harus dikoordinasikan dan diinformasikan kepada warga yang lain. Terpenting harus terbuka, karena kita hanya diamanatkan membagikan sembako ke warga,” jelas Zakaria.
Selain itu, ada juga warganya yang dobel dapat sembako bansos dari Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat. “Kami rapatkan dan diputuskan hanya satu yang diberikan dan satunya dibagikan kepada warga yang tidak terdata,” ucapnya.
Maskur juga mengimbau kepada warga pendatang ber-KTP luar daerah baik yang kos atau ngontrak agar lapor RT atau RW. Sehingga nantinya bisa mendapatkan bansos.
“Alangkah baiknya warga pendatang melapor RT dan RW setempat, supaya dapat didata dengan akurat, sehingga bisa mendapat bantuan dari pemerintah,” ujar Zakaria. (adji/ta)