BEKASI – Pandemi Covid-19 telah meruntuhkan sendi-sendi ekonomi masyarakat dari yang semula masuk kategori ekonomi kelas menengah tiba-tiba jatuh miskin.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau dirumahkan tanpa digaji menjadi alasan meningkatnya kemiskinan di wilayah Bekasi, Jawa Barat.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono mengungkapkan tingkat kemiskinan di wilayah Bekasi melonjak cukup tajam dari 3,8% menjadi 50%.
“Kita memiliki 720.000 kartu keluarga (KK) dari sekitar 2,9 juta penduduk hampir 350.000 KK atau sekitar 50% ekonominya terpuruk akibat krisis yang diakibatkan pandemic Covid-19,” ujarnya.
Menurut dia untuk mengatasi dampak ekonomi akibat Covid-19 pemerintah daerah telah meberikan bantuan berupa uang tunai, sembako dan alat penunjang protokol kesehatan berupa masker dan handsanitizer.
Di samping itu, pemerintah daerah bersama pemerintah pusat terus berkoordinasi untuk memperkuat koperasi agar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendapatkan relaksasi pembayaran cicilan.
Pihaknya berharap, transisi menuju tananan normal baru (new normal) ekonomi bisa segera pulih sehingga tingkat kemiskinan di wilayah Bekasi, Jawa Barat, tidak semakin terpuruk. Di sisi lain, penambahan jumlah pasien Covid-19 di Bekasi relatif sudah semakin menurun.
“Rata-rata sehari 10-11 orang teridentifikasi Covid-19 sehinga harus dirawat atau isolasi mandiri,” jelasnya.(yahya/tri)