ADVERTISEMENT

Cerita Mahasiswa Asal Uganda yang Bertahan di Asrama UI Selama PJJ

Jumat, 19 Juni 2020 11:40 WIB

Share
Cerita Mahasiswa Asal Uganda yang Bertahan di Asrama UI Selama PJJ

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK -  Salah seorang mahasiswa asing asal Uganda, Afrika Timur berkuliah di Universitas Indonesia (UI) jenjang Magister (S2) program studi Kesehatan Masyarakat, Semukasa Philimon,  selama pandemi Covid 19  tetap belajar di dalam Asrama.

Semenjak diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Philimon memilih untuk tetap tinggal di Asrama UI, tempat indekosnya selama ini.

“Saat itu, harga tiket mahal sekali, dan saya juga ragu apakah bandara buka atau tidak, sehingga saya memutuskan untuk tetap berkuliah online dari kamar asrama saya saja. Lagipula, saya juga menargetkan akan menyelesaikan perkuliahan dan akan kembali di tahun ini,” ujar Philimon yang sudah lancar menggunakan bahasa Indonesia didampingi Humas UI Egi Tarigan kepada Poskota, Jumat (19/6/2020) siang.

Selain itu Philimon menceritakan dirinya bahwa juga kerap dilanda rasa bosan, mengingat penghuni asrama juga sudah sangat berkurang. “Sebelumnya, asrama ini sangat ramai, saya bisa menghabiskan waktu senggang bersama teman asrama maupun teman di kampus, namun sekarang, hanya tersisa 68 mahasiswa penghuni asrama," katanya.

Sementara itu untuk melawan rasa bosan, Philimon melakukan olahraga joging keliling UI setiap sore hari atau bermain futsal bersama keluarganya di Asrama UI. 

“Ya, saya menyebut semua penghuni di asrama ini adalah keluarga saya, baik itu para mahasiswa, maupun pengelola asrama. Saya merasa asrama ini adalah second home saya, ada bapak saya juga di asrama ini, yaitu Kepala Asrama UI. Pandemik COVID-19 yang melanda dunia memberi satu sisi positif, saya jadi bisa merasakan momen kekeluargaan di sini, “ tuturnya.

Philimon  mengungkapkan,  untuk makanan sudah disiapkan oleh pengelola Asrama UI. Pagi, Siang, Malam, semua sudah tersaji.

“Kadang, kami suka membahas bersama-sama, makanan apalagi yang harus dimasak. Kami pernah masak daun pepaya, saya kaget, pahit sekali. Lalu pernah juga kami memasak daun singkong, sayur asem, sambal. Meskipun makanan sudah disiapkan oleh pengelola Asrama UI, tetapi tidak ada tambahan biaya yang dibebankan kepada kami selain iuran bulanan,” ungkapnya. 

Semenjak perkuliahan tatap muka ditiadakan, Philimon dan teman-teman kerap memperoleh banyak dukungan dari orang-orang baik hati, yang bahkan tidak dikenali.

“Banyak donatur yang datang memberikan kami makanan. Pihak fakultas juga selalu mengontak saya untuk memastikan apakah saya baik-baik saja dan bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. Pihak klinik makara dan keamanan kampus juga luar biasa mendukung kami yang masih tinggal di asrama ini," imbuhnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Tri Haryanti
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT