Nilai Gagal Memimpin, Aliansi Mahasiswa Peduli Banten Gelar Aksi Unjuk Rasa di Depan Pendopo Gubernur

Kamis 18 Jun 2020, 16:54 WIB
Massa Amuba saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendopo Gubernur Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B),

Massa Amuba saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendopo Gubernur Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B),

SERANG - Aliansi Mahasiswa Peduli Banten (Amuba), menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendopo Gubernur Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Kamis (18/6/2020).
 
Dalam aksinya, mahasiswa menuding kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur gagal memimpin Banten. Salah satu alasannya, proses merger Bank Banten ke Bank BJB yang dinilai dilakukan secara ugal-ugalan.
 
Mereka juga menilai, selama kepemimpinan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy tidak pernah melakukan penyelamatan terhadap Bank Banten sesuai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 tahun 2013.
 
"Kondisi tersebut mengakibatkan, Bank Banten berupaya mandiri bertahan dalam kondisi yang kekurangan kecukupan modal. Salah satu langkahnya melakukan right issue. Namun sayang, tidak terlihatnya langkah serius dari Gubenur Banten dan Wakil Gubernur sehingga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Banten," kata Kordinator Lapangan Diky Benarivo.
 
Di lokasi sama, Ketua Umum HMI Cabang Serang Faisal Dudayef Payumi Padma, meminta Wahidin Halim - Andika Hazrumy menjelaskan ke publik atas kekisruhan yang ditimbulkan akibat kebijakannya.
 
"Kami meminta Gubernur Banten segera menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat atas kekisruhan yang bermula dari kebijakan yang diambilnya soal pemindahan RKUD dan rencana merger Bank Banten dan Bank BJB," imbuhnya.
 
Kata dia, Gubernur Banten dan Wakilnya pun diminta melakukan permintaan maaf kepada masyarakat Banten, atas kebijakan yang sudah diambilnya yang berdampak terhadap terganggunya aspek perekonomian terutama di internal pemerintahan.
 
"Satu lagi. Gubernur harus minta maaf kepada masyarakat Banten. Seharusnya di tengah wabah virus corona, pemimpin memberikan ketenangan tapi malah sebaliknya," tutupnya.
 
Aksi ini mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Usai bergantian berorasi, mahasiswa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (haryono/fs)
 
 
 

News Update