Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tergantung pada Penanganan Covid-19.

Kamis 18 Jun 2020, 19:20 WIB
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan (Menkeu).

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan (Menkeu).

JAKARTA - DPR RI menggelar rapat paripurna  ke-17 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2019-2020, yang juga diisi dengan pidato wakil pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Dalam kesempatan di hadapan rapat pripurna DPR tersebut, Menkeu membacakan  tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Rancangan APBN 2021. Dalam rapat paripurna sebelumnya, fraksi-fraksi DPR sudah memberikan pandangan terkait RAPBN.

"Kami sependapat, bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi harus disusun dengan cermat dan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk dampak pandemi Covid-19 serta dinamika perekonomian global dan potensi ekonomi domestik yang didukung oleh kebijakan fiskal yang kuat dan perkelanjutan," kara Sri Mulyani dalam pidatonya, Kamis (18/6/2020). 

Menkeu mengatakan, tidak dapat dipungkiri saat ini perekonomian dunia dan dalam negeri dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi sehingga melakukan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi tugas yang sangat menantang, seperti misalnya dicerminkan oleh perbedaan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh lembaga internasional, baik itu untuk tahun 2020 maupun 2021. 

"Proyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat tergantung dari skenario efektifitas penanganan virus Covid-19. Oleh karena itu, Pemerintah bersama seluruh komponen bangsa terus berupaya memastikan bahwa penanganan pandemi Covid-19 berjalan efektif sehingga aktivitas ekonomi, layanan kesehatan akan kembali pulih," katanya.

Menkeu menyebut, pemerintah juga terus memantau dan memastikan mitigasi dampak ekonomi dan keuangan serta berusaha keras agar krisis saat ini tidak menjadi krisis keuangan Pandemi Covid-19 merupakan bencana kemanusiaan yang berakibat sangat signifikan tidak hanya pada kesehatan masyarakat dan tingkat kematian, tetapi juga pada aktivitas sosial-ekonomi masyarakat di seluruh dunia. 

"Kondisi luar biasa ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada triwulan I-2020 yang hanya mampu tumbuh sebesar 2,97 persen (YoY). Meski berdampak lebih cepat dari prediksi (early hit), tingkat pertumbuhan Indonesia ini masih relatif lebih baik dibandingkan Amerika Serikat (0,3 persen), Korea Selatan (1,3 persen), Euro Area (-3,3 persen), Singapura (-2,2 persen), Tiongkok (-6,8 persen), dan Hong Kong (-8,9 persen)," katanta di depan anggota DPR.

Namun demikian, lanjutnya, tingkat pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan Vietnam (3,8 persen). Pemerintah telah mengkalibrasi beberapa skenario dampak dari pandemi COVID-19 terhadap kinerja perekonomian. (rizal/win)

News Update