Suka Duka Ketua RT/RW Salurkan Bansos, Sunaryo Kerap Dituding ‘Pilih Kasih’

Selasa 16 Jun 2020, 12:05 WIB
Sunaryo saat bagikan Bansos kepada warganya.(junius)

Sunaryo saat bagikan Bansos kepada warganya.(junius)

DINILAI tahu kondisi warganya, Ketua RT menjadi salah satu ujung tombak penyaluran bantuan sosial (Bansos). Selain dituntut kerja ekstra, Ketua RT juga harus bijak menghadapi masalah yang muncul. Termasuk tudingan ‘pilih kasih’ dari warga yang tak mendapat bansos.

Seperti yang diungkap Sunaryo, Ketua RT 001 RW 03, Desa Sukamekar, Kabupaten Bekasi ini. Pria berusia 54 tahun ini mengaku banyak suka duka yang dirasakan selama menjabat Ketua RT, terutama saat menyalurkan Bansos dari pemerintah.

“Sukanya kalau warga sendiri yang mendapat Bansos. Apalagi warga yang dapat bantuan tersebut,” katanya, Senin (15/6/2020).

Sebaliknya, ia mengaku prihatin kalau warganya tidak mendapatkan Bansos. Apalagi dirinya tahu bahwa kehidupan warganya tersebut memang susah dan layak mendapat Bansos.

Namun, Sunaryo mengaku tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya hanya menyalurkan Bansos, sesuai prosedur. Tidak bisa menentukan para penerima Bansos. “Penentuan siapa saja warga yang mendapat Bansos adalah pemerintah,” ujarnya.

Sehingga warganya kerap menuding dirinya pilih kasih. Namun tudingan miring tersebut diterima dengan lapang dada. Bahkan dengan bijak, Sunaryo menjelaskan secara utuh dan detail hingga akhirnya warga mengerti dan menerima kenyataan tak mendapat Bansos.

“Mereka memahami. Sehingga penyaluran Bansos berjalan lancar dan tak ada masalah lagi. Kalau warga tenang, saya ikut senang,” jelasnya.

MONDAR-MANDIR

Duka lainnya yang dirasakan dalam mengurus penyaluran Bansos, dirinya harus kerja ekstra hingga menguras tenaga dan pikiran. Bahkan tak mengenal lelah, Sunaryo mengaku kerap mondar-mondir ke kantor desa, jika masih ada berkas warga penerima Bansos belum lengkap.

“Saya harus mendatangi rumah warga yang berkasnya belum lengkap. Setelah itu menyerahkan berkas tersebut ke kantor desa,” ucapnya.

Bukan hanya di situ, dirinya harus selalu standby menunggu turunnya Bansos dari pemerintah pusat ke kantor desa yang waktunya tidak jelas. “Pernah datang jam 2 pagi. Mau enggak mau, saya harus ke kantor desa untuk mengecek data warga saya yang akan menerima Bansos,” katanya.

News Update