BEKASI – Untuk menghindari kerumunan di dalam Stasiun Bekasi, jumlah antrean di peron dibatasi hanya 250 calon penumpang.Sedangkan calon penumpang lainnya harus menunggu di area tiket hingga di lokasi parkir untuk menunggu giliran masuk ke peron kereta.
Itulah Sebagian kondisi Stasiun Bekasi saat Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto melakukan sidak (inspeksi mendadak).
Tri mengatakan bahwa pengaturan pembatasan jumlah antrean itu bertujuan menghindari penumpukan akibat terjadinya lonjakan penumpang.
Pengaturan itu juga dilakukan dalam rangka pembatasan kapasitas penumpang KRL Commuter Line.
"Di emplasemen (peron) itu 250 orang, jadi disesuaikan dengan kuota kapasitas rangkaian kereta," ujar Tri Adhianto ketika meninjau Stasiun Bekasi, Senin (15/6/2020).
Menurut dia, calon penumpang lainnya akan disuruh menunggu di area tiket atau pintu masuk dan area parkir. Dia menilai bahwa masih ada sejumlah perbaikan yang harus dilakukan di Stasiun Bekasi.
Misalnya, pengaturan area parkir kendaraan yang mengganggu antrean calon penumpang KRL.
"Ketertiban optimalisasi daripada atrean yang ada, tentunya harus ada beberapa yang harus diperbaiki terkait masih ada pengguna KRL yang parkir sembarang sehingga mengganggu proses atrean yang ada," katanya.
Tri Adhianto juga meminta penumpang jangan tergesa-gesa saling dorong ketika hendak masuk kereta. Apalagi mereka yang sudah di peron dipastikan bisa masuk ke dalam gerbong kereta.
"Ini pola perilaku yang harus diubah, ketika mereka sudah masuk ke dalam emplasmen (peron) ada satu keyakinan kalau mereka akan mendapatkan kereta jadi enggak perlu harus berebut dan ini membutuhkan waktu ya," ucapnya. (yahya/win)