ADVERTISEMENT

Saat PA 212 Patah Arang dengan Capres Prabowo

Sabtu, 13 Juni 2020 06:25 WIB

Share
Saat PA 212 Patah Arang dengan Capres Prabowo

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MENURUT survey VRC, Prabowo Subianto masih Capres terkuat di 2024. Tapi PA 212 malah menyarankan tak usah nyapres lagi lah. Agaknya kelompok ini sudah patah arang, karena Cawapres rekomendasi Ijtimak Ulama tak digubris Prabowo di Pilpres 2019.

Pilpres 2019 sudah selesai dan hasilnya Jokowi terpilih kembali. Tapi agaknya luka-luka itu belum sembuh, di antaranya kelompok PA-212. Masalahnya, Prabowo yang didukung total saat Nyapres tempo hari, setelah kalah malah mau bergabung dengan Jokowi yang mengalahkannya. Ini Pilpres lho, bukan pemilihan Ketua Rw.

PA -212 ini ketika tahu bahwa Prabowo gagal meraih Istana untuk kedua kalinya, mungkin malah nyukurin atau paling tidak mengatakan, “Apa gue bilang?” Sudah diamanatkan oleh Ijtimak Ulama untuk ambil Cawapres Salim Segaf Aljufri atau Abdul Somad, malah gandeng Sandiaga Uno. Akhirnya kalah kan?

Kalkulasi politik Prabowo memang beda dengan kalkulasi politik kelompok PA-212. PA-212 merasa hanya Prabowo yang mau mengadopsi misi-misinya kelompoknya, sementara Prabowo lebih membuntuhkan Cawapres yang mampu mengadopsi pembiayaan Nyapres.

Ketika Prabowo diangkat jadi Menteri Pertahanan KIM (Kabinet Indonesia Maju), namanya memang terus berkibar. Maka survei-survei sejak Maret hingga hari ini mencatat, Prabowo lah Capres terkuat untuk 2024. Catatan Voxpopuli Research Center (VRC) misalnya, elektabilitas Ketum Gerindra itu mencapai 18,6 persen, menyusul Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di angka 15,6 dan 11,3 persen.

Para pendukung Prabowo termasuk para “kampret” tentunya, sangat berbesar hati dengan survei itu. Tapi tidak demikian dengan PA-212. Sang Ketum, Slamet Maarif, menanggapi dingin saja. Bahkan dia menyarankan, Prabowo tak usah Nyapres lagi, Gerindra harus siapkan calon lain, biar Prabowo jadi negarawan saja.

Slamet Maarif bilang, Prabowo sudah finish, dan PA-212 punya catatan tersendiri yang susah dilupakan. Mungkin dalam hatinya dia mengatakan, jika dulu Prabowo mengikuti rekomendasi Ijtimak Ulama, takkan begini jadinya. Nasi sudah menjadi bubur.

Patah arangnya PA-212 sebagai pendukung Prabowo, ditanggapi santai saja oleh Ketua DPP Gerindra Habiburokhman. Soalnya, Pilpres 2024 masih jauuuuh, Gerindra belum memikirkan ke sana. Malah dia minta bangsa Indonesia jangan jadi bangsa Pemilum, tiap saat yang dipikirkan Pemilu melulu. (gunarso ts)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT