DEPOK – Sudah hampir sepekan Reskrim Polrestro Depok belum bisa mengungkap identitas temuan kaki diduga berjenis kelamin wanita di Setu Pengarengan, Jalan Ir.Juanda, Cisalak, Sukmajaya, Kota Depok, Selasa (9/6) siang.
Untuk dapat mengidentifikasi potongan kaki manusia tersebut Reskrim Polrestro Depok kerjasama dengan Polsek Sukmajaya sudah melakukan pemeriksaan sejumlah saksi, namun belum berhasil mengarah ke indentitas korban.
"Untuk dapat memastikan potongan kaki kiri tersebut menunggu hasil visum dari RS Polri Kramat Jati. Namun melihat kasat mata dari tanda pada kuku kaki manusia tersebut ada kutek berwarna ungu kebiruan diduga kaki wanita," ujar Kapolrestro Depok Kombes Azis Andriansyah didampingi Kasubag Humas Polrestro Depok AKP Elly kepada Poskota, Sabtu (13/6/2020).
Mantan Sespri Kapolri ini mengungkapkan sampai saat ini pihaknya bersama unit Reskrim gabungan Polrestro Depok dan Polsek Sukmajaya masih berupaya keras mendalami kasus temuan kaki manusia.
"Agak sedikit kesulitan memeriksa kaki dibanding dengan tangan atau bagian kepala, karena tidak dapat dibuat skesta hanya mengetahui ciri-ciri kaki tersebut seperti ada luka lebam tidak tahu apa penyebabnya karena sudah menjadi mayat lebih dari dua hari atau karena yang lain masih kita dalami juga,"ungkap perwira jebolan Akpol 1998 ini.
Rawan
Terpisah keterangan warga di sekitar lokasi kejadian, Tikamto (80), tinggal di sekitar Setu Pengarengan menuturkan untuk di lokasi Setu ini telah terjadi dua pembunuhan korbannya wanita.
"Lokasi Setu sini memang rawan selain minim penerangan juga sepi dan setiap malam tertentu terutama wekend banyak muda-mudi pacaran serta melakukan hubungan seperti suami istri di atas motor di tempat yang gelap," ungkapnya.
Sebagai warga Kakek Tikamto yang sudah tinggal dari Tahun 1996 ini berharap kepada dinas terkait atau kepolisian dapat mengambil langkah sigap mengantisipasi hal tidak diinginkan terjadi.
"Sekarang ada temuan kaki manusia, selanjutnya nanti apa lagi? Perlu ada tindakan cepat dari aparat keamanan dan dinas terkait menertibkan para pengunjung, yang rata-rata dari luar Depok hanya untuk berbuat mesum bahkan berisiko berbuat criminal. Terbukti sudah pernah ada dua kasus pembunuhan di lokasi Setu," pungkasnya. (angga/tri)