Waspada, Jangan Sampai Kena Tusuk dari Belakang

Jumat 12 Jun 2020, 09:50 WIB

“ASSALAMUALAIKUM Bapak Ibu, Apa kabar? Semoga baik-baik saja ya. Masih di rumah saja atau sudah keluar rumah? Kayaknya di luar sana sudah padat ya. Di mana-mana, saya melihat kayak bukan lagi sedang ada virus yang gentayangan cari mangsa? Tuh lihat, di mal di pasar, di jalan raya orang lalu lalang seperti nggak ada apa- apa. Warung makan, kopi dan jajanan juga sudah pada buka. Mereka biasa-bisa saja, lihat tuh, sekelompok anak muda udah pada nongkrong, sambil tertawa,”  ujar sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.

“ Ya, kita kan disuruh hidup berdaMpingan dengan Corona?” jawab Bang Jalil sambil menyeruput kopi hitam pahit.

“ Berteman kok sama penyakit?” kata istri Bang Jalil.

Memang ini serba susah. Ibarat pepatah, kayak buah si malakama. Dimakan ibu mati, nggak dimakan ayah mati. Masyarakat dihadapkan kepada kenyataan yang sangat menyulitkan. Dalam masa transisi PSBB ini, mau nggak mau orang  harus bergerak, menjalani kehidupan baru.

Para pengusaha juga mulai berbenah, sedikit demi sedikit. Mal dan taman hiburan mulai buka, tapi dengan kawalan kesehatan ketat. Jangan sampai kebablasan. Tujuannya agar masyarakat bisa meneruskan kehidupannya, eh malah sebaliknya, bikin sengsara?

Misalnya, nggak semua lokasi bisa bebas dikunjungi masyarakat. Anak-anak balita dilarang ikut menikmati taman rekreasi. Padahal kita tahu, anak-anak kan suka banget pada tempat tersebut, ya?

Saat ini semua orang lagi kesusahan. Para pekerja, sebagian di-PHK karena perusahaan bangkrut, sebagian lagi hanya mendapat gaji sekian prosen.

“Ya, kita juga harus putar otak untuk bertahan hidup. Tapi jangan lengah. Awas, jangan sampai teman Covid menusuk dari belakang!” kata sahabat. (massoes)

News Update