ADVERTISEMENT

Hati-hati, Operasi Jantung Dapat Perburuk Kondisi Pasien Covid-19

Jumat, 12 Juni 2020 21:48 WIB

Share
Hati-hati, Operasi Jantung Dapat Perburuk Kondisi Pasien Covid-19

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Operasi jantung yang dilakukan oleh seorang pasien dengan Covid-19 dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien itu sendiri. Karena itu, sebelum tindakan operasi jantung dilakukan, dokter harus memastikan terlebih dahulu apakah pasien terindikasi Covid-19 atau tidak.

“Skrining dengan prosedur yang ketat harus ditegakkan oleh dokter sebelum pasien jantung menjalani operasi,” kata dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular Siloam Hospitals Kebon Jeruk yang merupakan pimpinan Siloam Heart Institute (SHI) dr. Maizul Anwar, Sp.BTKV, Jumat (12/6/2020).

Menurut dr Maizul, operasi jantung pada beberapa kasus tidak bisa ditunda-tunda. Terutama pada kasus penyakit jantung coroner yang tidak bisa lagi diatasi dengan obat-obatan, atau pada pasien yang sudah memasang stent dan tidak dapat diulang lagi. Dalam dunia medis, solusi untuk mengatasi kondisi kesehatan jantung adalah dengan melakukan prosedur Coronary Artery Bypass Graft (CABG) atau dikenal bypass.

CABG adalah sebuah prosedur tindakan bedah dengan membuat pembuluh darah baru atau biasa disebut bypass pada penyakit jantung koroner. Pembuluh darah baru tersebut nantinya akan melintasi pembuluh darah jantung yang menyempit dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain, seperti arteri di dada, lengan, dan pembuluh vena dari kaki. Tindakan CABG dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yaitu dengan menggunakan mesin jantung paru konvensional (on pump) atau tanpa menggunakan mesin jantung paru (off pump).

Selama masa pandemi Covid-19, tindakan operasi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk tetap bisa dilakukan dengan aman dan tepat karena jaringan rumah sakit Siloam menjalankan protokol kesehatan bagi pasien dan tenaga medis untuk memastikan keamanan dan kesehatan bersama. Sebelum jadwal operasi diberikan kepada pasien, proses skrining dan pemeriksaan Covid-19 akan dilakukan terlebih dahulu.

“Dengan menjalankan protokol dan skrining kesehatan sebelum tindakan operasi dilakukan, masyarakat tidak perlu menunda atau merasa takut untuk menjalani operasi jantung karena kesehatan jantung adalah kondisi kesehatan yang harus segera ditangani secara cepat dan tepat,” tambah dr. Maizul.

Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sekitar 31% dari seluruh kematian di dunia, atau sekitar 8,7 juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.

Penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung koroner. Biasanya kasus jantung koroner dialami mulai dari usia produktif yaitu termuda 31 tahun hingga 85 tahun. Untuk kasus usia di bawah 50 tahun, kejadian penyakit jantung koroner berhubungan erat dengan gaya hidup, seperti pola makan yang kurang baik, merokok, tidak berolahraga, hipertensi, serta stres yang tinggi. Selain itu, dapat juga terjadi karena hiperkolesterolemia (gula darah tinggi karena hasil metabolisme dari pola makan yang tidak sehat).(*/fs)

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT