Melalui Lapak Asik, BP Jamsostek Jakarta Slipi Bayar Klaim Rp173 Miliar

Senin, 8 Juni 2020 18:33 WIB

JAKARTA – Melalui layanan online tanpa kontak fisik (Lapak Asik), Kantor Cabang BPJAMSOSTEK Jakarta Slipi telah membayar 3.071 klaim jaminan sebesar Rp173.057.588.414 sejak 19 Maret 2020 hingga dengan 31 Mei 2020.

Pelayanan Lapak Asik dilakukan dalam rangka memutus penyebaran corona virus disease (covid-19) dan mendukung Program Pemerintah dalam pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“BPJAMSOSTEK Kantor Cabang Jakarta Slipi tetap memberikan pelayan prima kepada peserta, salah satunya dalam hal pembayaran klaim Jaminan. Jika dulu melalui tatap muka atau kontak fisik, kini menjadi layanan online dan tanpa kontak fisik (Lapak Asik),” kata Suhedi Kepala Kantor Cabang BPJAMSOSTEK Jakarta Slipi, dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/6/2020).

Suhedi mengatakan, layanan tersebut direspon positif karena memberi kemudahan dalam mengurus klaim secara online sehingga bisa diproses dari rumah saja untuk menghindari penularan virus covid-19.

Dengan layanan secara online tersebut, Kantor Cabang BPJAMSOSTEK Jakarta Slipi telah membayar 3.071 klaim jaminan dengan jumlah total sebesar Rp173.057.588.414 sejak 19 Maret 2020 sampai dengan 31 Mei 2020. Ini bukti bahwa sistem Layanan Tanpa Kontak Fisik (Lapak Asik) BPJAMSOSTEK lebih mudah, cepat dan efektif.

Perincian klaim yang dibayarkan, adalah Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak 2.898 Kasus dengan nominal klaim sebesar Rp 166.171.545.468, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 45 Kasus dengan nilai Rp4.499.332.016, Jaminan Kematian (JKM) sebanyak 43 Kasus dengan nilai nominal Rp1.528.800.000, Jaminan Pensiun (JP) sebanyak 85 Kasus sebesar Rp857.910.930 ucap Suhedi.

Suhedi memprediksi, untuk kedepannya pembayaran klaim melalui Lapak Asik akan mengalami peningkatan, seiring dengan banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan semakin meningkatnya pemahaman peserta tentang Lapak Asik.

“Saat ini BPJAMSOSTEK Jakarta Slipi sudah menyiapkan perangkat SDM dan perangkat lainnya guna mengantisipasi lonjakan klaim JHT akibat PHK yang dilakukan perusahaan,” pungkas Suhedi. (tri/win)