Paksakan Kirim Jemaah Haji Sama Saja Menantang Maut

Jumat 05 Jun 2020, 06:45 WIB

GARA-gara Covid-19, Indonesia memutuskan tahun 2020 ini tak kirim jemaah haji ke Arab Saudi. Memaksakan kirim jemaah, sama saja menantang maut. Pada musim haji 1831 M, wabah dari India membunuh hampir tiga perempat dari total jamaah haji.

Virus Corona memang paling-paling, mampu merontokkan seluruh agenda umat. Setelah meniadakan salat Jumat dan Idul Fitri di mesjid dan lapangan, giliran untuk menunaikan rukun Islam ke-5 juga terkendala. Ini untuk kedua kalinya bagi Indonesia, setelah absen di musim haji 1947 gara-gara musim perang kolonial.

Selasa lalu, Menag Fachrul Razi mengumumkan, musim haji 1441 H atau 2020 sekarang ini, RI terpaksa tak bisa kirim 221.000 jemaah haji ke Mekah-Madinah. Selain pemerintah Arab Saudi belum membuka akses, persiapan pemerintah juga tak memadai karena terkuras pada penanggulangan Covid-19.

Maka jemaah yang dibatalkan keberangkatannya tahun ini, akan diberangkatkan  pada musim haji 2021. Itu artinya, jemaah yang sedianya diberangkatkan tahun 2021, juga dimundurkan tahun berikutnya. Begitulah penjadwalannya, kecuali ada penambahan kuota luar biasa.

Sangat dimaklumi kekecewaan para jemaah. Mereka sudah diberi jadwal berangkat tanggal sekian, lewat kloter sekian, tapi gara-gara Corona semuanya jadi meleset. Untung para jemaah kita sangat memaklumi, karena kesabaran adalah ujian terberat bagi para jemaah haji.

Banyak jemaah yang sudah siapkan oleh-oleh, mungkin juga sudah manasik-an, kecuali ratiban. Tapi ada hikmahnya juga. Bagi mereka yang berangkat haji dengan modal hanya “doa sapu jagad”, untuk tahun depan bisa diperdalam ilmu-ilmunya orang hendak berangkat haji. Semoga saja masih ada umur.

Merunut sejarah, ternyata sudah 40 kali Arab Saudi tidak menyelenggarakan ibadah haji karena berbagai masalah di jamannya. Misalnya di abad 10 terjadi serangan dari negara lain, sehingga jemaah haji dibantai.

Di abad ke-18 10 tahun berturut-turut tak ada ibadah haji karena berbagai wabah penyakit, di antaranya penyakit yang dibawa jemaah India, menyebabkan ¾ jemaah haji meninggal.

Bertolak dari pengalaman buruk di masa lalu itulah, mengirimkan jemaah haji di musim Covid-19 sama saja menantang maut. Pemerintah tak mau ambil resiko. Protokol kesehatan ala Indonesia tak mungkin diaplikasikan pada berjuta-juta jemaah haji seluruh dunia. (gunarso ts)

News Update