MENYONGSONG hari raya bersih-bersih, sehabis Lebaran pun bersih-bersih. Malah pada sikon normal, masyarakat biasanya bersih-bersih rumah secara total. Rumah tinggal dicat ulang, ganti warna, plus isinya. Malah ada yang merenovasi besar-besaran. Tapi ya, ada yang hanya sekadar bersih-bersih saja. Cat tembok masih warna lama. Nggak apa-apa yang penting bersih. Oke?
Maka pas masuk Hari Raya, tempat tinggal kinclong. Nggak malu, kalau sanak saudara berkunjung. Dalam agama kan dikatakan, "kebersihan adalah sebagian dari iman". Jadi dalam kondisi apapun, apalagi dalam pendemi Covid-19 ini, bersih itu wajib hukumnya.
Bagi manusia kebersihan, bukan saja bersih secara fisik atau lahir, tapi juga batin. Dalam bulan baik dan hari baik, Lebaran ini, tentu saja menjaga kebersihan hati yang sudah dibersikan selama sebulan.
Memang dalam situasi pandemik ini, di bulan Ramadan lalu banyak sekali kasus yang terjadi di mana saja, termasuk di jalanan. Hanya hal yang sepele, jadi pada ribut. Masker, mudik, PHK, Bansos yang pelaksanaannya amburadul. Komunikasi yang nggak lancar.
Malah sebagian pejabat yang seharusnya mengayomi rakyat pada ribut diantara mereka. Pada bikin gaduh!
Ayolah bersih-bersih, bersihkan hati, bersihkan semua. Termasuk utang piutang yang digunakan buat modal Lebaran? Wah, soal utang ini juga harus dibersihkan, ya. Tapi yang namanya utang, bersih satu muncul utang yang baru. Kapan bersihnya tuh utang? (massoes)