MESKI dilarang mudik dan balik tanpa SIKM, masih saja banyak yang nekad. Faktanya, banyak yang sukses PP, banyak pula yang terjaring PPLM. Yang ketahuan balik tanpa SIKM, akhirnya dipaksa menginap di “hotel” non bintang berupa GOR.
Pemerintah pusat dan daerah bau membahu menangani wabah Covid-19. Tapi anehnya, tak semua warga kota mau mendukung usaha pemerintah dan Pemda tersebut.
Di DKI Jakarta misalnya, meski Gubernur Anies wanti-wanti jangan mudik untuk cegah penyebaran Corona, banyak yang bandel. “Tanpa bawa SIKM (Surat Izin Keluar Masuk) jangan harap bisa kembali ke Ibukota,” ancam Gubernur.
Tapi faktanya, ancaman dan sanksi itu tak digubris. Hanya sekitar 3.000 orang yang mengurus SIKM saat mudik. Lainnya untung-untungan saja; lolos sergapan PPLM alhamdulillah, dipaksa balik ya resiko. Namanya juga usaha……
Ketika arus balik terjadi beberapa hari pasca Lebaran 1441 H, Pemprov DKI benar-benar unjuk gigi. Pada Selasa 2 Juni, kendaraan yang diputarbalikkan sebanyak 2.376 kendaraan, sedangkan pada Senin sebelumnya ada 4.208 kendaraan. Nyesek memang, mau pulang ke rumah sendiri kok dilarang. Tapi ini Corona, Bung!
Sebetulnya Pemprov DKI juga sudah memerintahkan RT-RW untuk melapor ke lurah manakala ada warganya yang lolos balik ke Jakarta tanpa SIKM.
Sebagian mematuhi, sebagian sebodo amat. Tak enak memang, kesannya sama warga sendiri kok “jahil” amat. Padahal ini semua karena Corona, Bung!
Yang ketahuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, langsung diperiksa dan yang negatip “disetrap” untuk menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.
Tapi yang ada tanda-tanda positip, untuk wilayah Jaktim langsung dikirim ke”hotel” non bintang berupa GOR (Gedung Olah Raga) Pulo Gadung. Meski mereka dijamin selama 14 hari, tapi di situ tak ada fasilitas AC dan TV. – gunarso ts