TANGERANG - Meski sudah tiga bulan Pemkot Tangerang menghadapi kasus Pandemi Covid-19, namun hingga kini Pemkot Tangerang masih belum dapat mendiagnosa pasien covid secara mandiri dengan menguji hasil swab test.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Liza Puspadewi mengatakan saat ini Dinkes telah meminjam polymerase chain reaction (PCR) untuk menguji sampel lendir pasien, namun akibat pasokan cartridge yang sedikit dan permintaan yang banyak membuat Pemkot Tangerang kesulitan mendapatkan cartridge.
"Cartridge ada tapi cuma sedikit dan itu kita gunakan untuk menindak pelanggar PSBB kemarin. Dari 1.600 yang ikut rapid test, 24 rapid positif dan dari 24 itu hanya 2 yang positif pas di tes PCR," terangnya.
Diketahui, hingga kemarin (31/5), tercatat sebanyak 129 warga Kota Tangerang positif Covid-19. Sebanyak 28 pasien diantaranya meninggal dunia. Sedangkan untuk orang tanpa gejala (OTG) diketahui sebanyak 1.080 orang, Orang dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 2.596 orang dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) sebanyak 956 orang.
Liza menjelaskan, dengan tidak dilakukannya PCR secara mandiri menyebabkan pengumuman hasil test pasien mengalami delay atau keterlambatan hingga 14 hari. Dengan begitu, jumlah pasien positif saat ini merupakan hasil test pada 14 hari yang lalu.
"Jadi jangan bilang kasus saat ini itu meningkat karena lebaran. Jadi data yang muncul sekarang data dari 13 Mei," terangnya.
Sedangkan, untuk kasus ODP ialah orang yang mengalami gejala batuk dan pilek. Gejala itu belum tentu menunjukkan pasien terpapar covid-19. Bisa jadi, kata Liza, pasien tersebut mengalami Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.
"Sebelum ada Covid-19 angka ISPA kita kan nomor satu. Sekarang pengganti ODP itu ISPA,"ujarnya