JAKARTA - Industri pakaian jadi merupakan salah satu sektor manufaktur yang perlu didorong untuk tetap produktif dan berdaya saing, karena masih menjadi salah satu kontributor terbesar bagi pertumbuhan industri manufaktur.
Hal ini terlihat dari catatan nilai ekspor sebesar 8,30 miliar Dolar AS pada tahun 2019.
Dan peluang ekspornya juga masih terbuka meskipun saat ini permintaan turun akibat pandemi Covid-19.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/6/2020) mengatakan saat ini ada permintaan tinggi pada produk garmen yang dibutuhkan dalam penanganan wabah virus corona tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada perusahaan garmen yang turut memproduksi alat pelindung diri (APD) yang menjadi pasokan perlindungan diri yang dibutuhkan tenaga medis,” ungkap Menperin yang meninjau ke PT. Daehan Global di Brebes, pada Jumat (29/5/2020).
Perusahaan yang dikunjungi Menperin tersebut saat ini memproduksi APD berupa coverall atau protective suite dengan kapasitas 12 juta pieces per bulan dan surgical mask sebanyak 6 juta pieces per bulan.
Menurut Menperin, produksi tersebut turut membantu pemerintah dalam suplai kebutuhan perlindungan tenaga medis.
Disamping itu, pasar ekspor khususnya di Amerika Serikat sudah bisa diakses kembali. Sehingga industri pakaian jadi bisa dipacu untuk melakuan produksi yang memberikan nilai tambah di dalam negeri.
“Kami baru saja mendapat laporan tentang dibukanya kembali pasar ekspor, walaupun kuantitasnya belum sepenuhnya pulih,” papar Menperin.
PT. Daehan Global merupakan salah satu perusahaan garmen yang beroperasi di empat lokasi, yaitu Sukabumi, Citeureup, Cibinong, dan Brebes. Dengan total tenaga kerja sekitar 14.000 orang, perusahaan ini memiliki kapasitas produksi hingga 63,3 juta pieces.
Dengan volume ekspor perusahaan mencapai 17,76 juta pieces yang bernilai USD128,7 juta, perusahaan garmen tersebut merupakan salah satu bagian dari rantai pasok produk garmen global. Pabrik Daehan Global Brebes sendiri memproduksi pakaian jadi sebanyak 2,5 juta lusin per tahun.
Menperin mengapresiasi upaya perusahaan industri yang tetap berkomitmen untuk berproduksi dengan mengutamakan penerapan protokol kesehatan.
“Dengan tetap beroperasi, sektor industri bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional, terlebih dalam kondisi yang kurang menguntungkan saat ini,” ujarnya.