MASA DEPAN memang tak ada yang bisa mengetahui, kecuali Sang Pencipta. Seperti yang dialami Abdul Kodir, perajin cairan pembersih dan deterjen ini tak menyangka usaha sampingannya ini justru menjadi andalan.
Sebelumnya, ia mengandalkan hidup dengan menjadi seorang sopir untuk bisa menafkahi keluarga. “Perusahaan tepatnya bekerja cukup baik dan normal. Produksi jalan terus dan lancar,” katanya ketika ditemui di kediamannya di Perumahan Grand Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, belum lama ini.
Uang diperoleh dari pekerjaannya tersebut, diakuinya, cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah.
Namun begitu, Abi, sapaan Abdul Kodir tak puas begitu saja. Ia pun mencoba mencari usaha sampingan untuk menambah penghasilan dengan menjual cairan pembersih, pengharum dan deterjen.
Awalnya, Abi memproduksi dan menjual produk tersebut sesuai pesanan. Namun seiring bergulirnya waktu, produknya bermerek Fresh mulai dikenal sejalan dengan banyakbya pesanan yang datang. Akhirnya, setiap hari dirinya harus memproduksi cairan pembersih, pengharum dan deterjen.
"Mungkin dari mulut ke mulut makanya saya sengaja produksi buat stok," paparnya lagi. Dibantu sang istri, Abi membuat produknya di kediamannya. "Saya yang belanja bahan sekaligus mengantarkan pesanan," katanya lagi.
PRODUK BARU
Ketika Covid 19 mulai mewabah, perusahaan di tempat kerjanya mulai terkena dampak. Tak ada pendapatan, produksi perusahaan terhenti dan manajemen memutuskan untuk merumahkan, bahkan memberhentikan sebagian pegawainya, termasuk Abi.
"Di tengah kondisi itu saya sempat tak percaya diri karena gaji di perusahaan selama ini yang menjadi andalan buat memenuhi keperluan keluarga," ucapnya.
Namun Abi masih optimis, di balik musibah pasti ada hikmah. "Saya mulai serius menjalani usaha. Apalagi saat itu harga barang barang seperti hand sanitizer, cairan disinfektan mahal harganya dan susah dicari, saya pun mulai membuat produk tersebut," ungkapnya lagi.
Berbekal ilmu dari teman dan media sosial, Abi mulai memproduksi dan menjual barang tersebut, namun dengan harga di bawah pasaran yang kala itu melonjak. "Alhamdulillah respons pasar luar biasa, banyak yang beli, dari tetangga, relasi sampai instansi," paparny lagi.