ADVERTISEMENT

Bukan Sekedar Gowes, PGCC Bangun Solidaritas Sosial

Minggu, 31 Mei 2020 06:15 WIB

Share
Bukan Sekedar Gowes, PGCC Bangun Solidaritas Sosial

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BERSEPEDA sudah menjadi tren bagi kalangan masyakarat dan tidak memandang golongan. Mengayung sepeda alias gowes, kini jadi pilihan berolahraga bagi berbagai kalangan. Bukan cuma untuk berolahraga, banyak orang kini bahkan ‘bike to work’. Bersepeda ke tempat kerja.

Komunitas penggemar sepeda pun bermunculan. Salah satunya, Puri Gading Cycling Community (PGCC) yang diketuai Ery Prasetyo. Komunitas ini hadir meramaikan kelompok-kelompok bersepeda yang banyak bermunculan. Sebagai sesama penggemar sepeda, anggota PGCC rutin gowes tak hanya di Jabodetabek.

Mereka telah melalang buana ke sejumlah provinsi, melintasi daerah-daerah yang belum tentu pernah disinggahi oleh warga Ibukota. Petualangan yang menyenangkan pastinya. Namun bukan hanya menyalurkan hobi, banyak hal positif yang dilakukan PGCC.

Mereka membangun solidaritas sosial bukan hanya bagi sesama anggota, tapi juga masyarakat baik di sekitar tempat tinggal, di daerah-daerah yang mereka lalui ketika beraktivitas mengayuh sepeda.

‘Kegiatan olahraga sudah pasti. Tetapi di balik itu, banyak hal positif seperti kegiatan sosial yang kami lakukan,” ungkap Ery. Berbagai bakti sosial mereka gelar, seperti donor darah, kegiatan yang sifatnya membantu ekonomi warga seperti bazar, kegiatan edukasi, menyumbang sembako, membangun sarana prasarana umum di kampung-kampung yang mereka lalui dan kegiatan lainnya.  

“Kami terpanggil untuk berbagi, terutama kepada warga yang lokasinya sering kami lalui,” ungkap Ery.

Berpetualang ke perkampungan dan dusun-dusun, anggota PGCC kerap menemukan fakta bahwa banyak masyarakat masih butuh uluran tangan. Pernah mereka melewati perkampungan yang masyarakatnya butuh tempat MCK. Maka, mereka pun membantu membangun toilet. Juga memperbaiki musola.

Ery bercerita, ada satu cerita haru di mana seorang Bapak tak lagi bisa ke masjid yang jauh dari rumahnya lantaran sepedanya rusak. “Kami sering memperhatikan Bapak itu. Dia rajin ke masjid naik sepeda. Tapi belakangan, ia tak pernah terlihat lagi,” cerita Ery.

Usut punya usut, ternyata sepeda Bapak tersebut tak lagi bisa dipakai. Maka, PGCC pun mengulurkan tangan menyumbang sepeda. “Kami tidak hanya ingin sekadar menyalurkan hobi. Tapi lebih dari itu, kita bangun solidaritas sosial untuk sesama,” tandas pengusaha muda ini. (ird/win)

ADVERTISEMENT

Reporter: Winoto
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT