“MASIH pada ribut kah Saudaraku? Wah, gawat ya. Sepanjang hari belakangan ini warga masyarakat nggak boleh tersinggung sedikit, pada adu omong, saling ngotot sampai pada adu jotos, di jalanan. Memang selain ribut, nggak ada jalan lain? Koq jadi pada panasan, naik darah?” ujar sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.
Bang Jalil juga nggak bisa ngomong karena kenyataan yang dilihat hampir tiap saat orang-orang pada ribut. Dari pembagian Bansos, sampai hanya gara-gara masker. Celakanya orang-orang yang pada ngotot naik pitam itu bukan warga biasa,ada aparat, ahli agama, anggota dewan, dan kalangan atas yang ngaku punya beking. Wah, gawat deh.
“Ya, orang lagi gampang tersinggung Pak. Bayangin saja, belakangan kehidupan warga sangat terganggu. Dari soal pekerjaan yang diputus, nafkah tersendat. Mau pulang kampung, mudik juga nggak bisa. Ya, pokoknya banyak persoalan yang bikin stres,” ujar Bang Jalil.
“Sabar,sabar Pak. Badai pasti berlalu!” ujar sahabat.
“Kapan berlalunya,Pak. Masyarakat udah nggak sabar, Pak. Nunggu sumbangan Bansos aja udah nggak sabar. Soalnya banyak yang nggak kebagian. Salah saran,” kata sang stri. “ Nggak usah stres,” timpal sahabat.
“Ya, gimana nggak stres Pak. Terutama emak.
“Ya, udah, orang lain sudah banyak yang ribut, kita nggak usah ikut-ikutan. Sabar aja Bu,” kata Bang Jalil.
"emak ni, yang harus ngatur menu tiap hari. Bayangin saja, Bapak hampir tiga bulan ini kan nggak ngasih belanja tambahan? Malah yang ada celengan udah pada ludes. Masa mas kawin mau dilego juga?,“ ujar istri Bang Jalil. (massoes)