LEBAK - Masyarakat Suku Baduy pada 30 Mei - 1 Juni besok akan menggelar ritual Seba Baduy, yaitu tradisi berkunjung ke Bapak Gede (Bupati dan Gubernur). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di masa pandemi Covid-19 ini, ritual tahunan ini tidak melibatkan ribuan masyarakat suku Baduy, namun hanya akan diwakili sejumlah tokoh Baduy.
Imam Rismahayadi, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak membenarkan penyesuaian ritual Seba Baduy disebabkan pandemi Covid 19.
"Seba ke Rangkasbitung, sesuai dengan surat para tetua Baduy, akan diselenggarakan 30 Mei-1 Juni 2020," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadi kepada wartawan, Kamis (29/5/2020).
Karena masa pandemi, permintaan Seba ini dilakukan secara terbatas dan tertutup. Perwakilan adat hanya akan bertemu dengan Bupati Lebak dan ke Gubernur Banten untuk menyampaikan pesan-pesan pemimpin adat.
Yang biasanya Seba untuk menarik wisatawan juga ditiadakan dan tertutup untuk warga dan publikasi. "Jadi tidak seperti yang sudah ada, cuma ritual penyampaian pesan saja," ujarnya.
Menurutnya, Dinas Pariwisata saat ini sedang konsultasi dengan Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 untuk penyelenggaraan ritual ini. Kemungkinan perwakilan adat yang ritual sebanyak 5 tokoh. Selama ritual juga akan dipertimbangkan menggunakan protokol kesehatan agar tak ada yang terpapar Corona.
"Pelaksanaan Seba Baduy disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid 19. Kemungkinan ada perwakilan 3 atau 5 tokoh, kalau di-acc. tergantung pemilik kebijakan," ujarnya.
Tradisi Seba merupakan ritual wajib tahunan bagi warga adat Baduy. Ritual ini dilakukan setelah mereka melakukan tradisi Kawalu atau menutup diri dari dunia luar.
Seba bagi warga Baduy Dalam dilakukan dengan cara berjalan kaki untuk bertemu dengan kepala daerah yang disebut Abah Gede. Di situ mereka akan menyampaikan pesan-pesan adat bagi kepala daerah.(haryono/win)