BULAN Ramadan mestinya mencari pahala, Jamal (53), malah berburu paha di rumah orang. Warga Tebet (Jaksel) yang memergoki aksi mesum menjelang sahur itu langsung menghajarnya sampai babak belur. Kata anak Ny. Narsih (37), ibunya pernah dipergokinya seranjang dengan lelaki lain.
Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, bukan untuk memanjakan gairah. Kalaupun ada gairah, haruslah pada istri sendiri. Tapi faktanya, banyak juga kaum soimin yang dapatnya selama puasa hanya haus dan lapar belaka. Karena ya itu tadi, bulan Ramadan masih mengumbar syahwat dengan istri orang lagi. Akhirnya kasihan kan, menjelang sahur malah dibikin babak belur.
Nasib sial ini dialami oleh Jamal, seorang predator rumah tangga. Bulan Ramadan di musim Corona malah dimanfaatkan untuk hal yang mboten-mboten saja. Dilarang tarawih di mesjid, mestinya salat tarawih atau menderas Qur’an, eh Jamal yang kelakuannya nggak jamilun (cakep) itu malah mengatur strategi bagaimana bisa kencan dengan Ny. Narsih.
Suami Narsih di Tebet punya toko, yang selama puasa ini buka sampai pukul 24.00. Dia melayani kebutuhan masyarakat seputar sembako. Padahal di tempat lain, Ny. Narsih istrinya justru menawarkan “bahan pokok” miliknya pada lelaki lain, yakni si Jamal sang predator rumahtangga. Disebut predator, karena Jamal jadi hama atas rumah tangga orang. Cuma hebatnya, meski jenis predator Jamal disemprot DDT takkan mati.
Narsih-Jamal menjalin asmara bawah tanah baru beberapa bulan saja. Tapi keduanya sudah biasa jalan bareng ke mana saja dalam rangka wisata asmara. Entah karena punya aji pengiritan atau dana terbatas, keduanya tak pernah masuk hotel untuk berbagi cinta. Justru jika kebelet, dilakukan di rumah sendiri, di lantai atas. Bawah suami jualan sembako, di atas “bahan pokok” Narsih justru diberikan pada lelaki lain sebagai PIL-nya.
Pernah anak Narsih yang sudah duduk di SMP melihat ibunya di kamar atas dalam kondisi bugil, sementara si lelaki sibuk pakai sarung untuk mengamankan asetnya. Tapi entah kenapa, temuan itu tak pernah dilaporkan pada ayahnya. Mungkin si anak merasa diperlukan dua alat bukti yang cukup, untuk menjerat ibu sendiri. Sedangkan jika sekadar melihat lelaki asing sibuk pakai sarung, itu belum merupakan fakta hukum.
Karena si anak diam saja, Ny. Narsih jadi semakin nekat. Di bulan Ramadan kemarin, mentang-mentang setan sudah dibelenggu, dia justru memberi ruang seluas-luasnya untuk Jamal, demi memanjakan syahwatnya. Baginya, kolak kolang-kaling campur pisang kalah menarik dengan “kolang-kaling” milik Jamal yang memang waladun jamilun (lelaki tampan) itu.
Malam itu begitu juga. Entah dari mana masuknya, pukul 24.00 Jamal sudah berada di kamar atas bersama Ny. Narsih, sementara suami di bawah sedang siap-siap menutup tokonya. Kemudian sang suami ke lantai atas. Melihat ada kamar yang terbuka pintunya, dia berusaha menutupnya. Yang terjadi kemudian, justru dia melihat di dalam istrinya sedang kencan dengan lelaki lain. Langsung dia berteriak, “Maling…..!”
Para tetangga mendengar teriakan itu bergegas keluar. Melihat ada bayangan hitam loncat dari lantai atas, langsung disergap dan dihajar. Ternyata dia bukan maling barang perhiasan atau uang, tapi justru “asset” tak ternilai milik suami Narsih. Untung warga masih berbaik hati, sang tersangka tak sampai dihabisi tapi kemudian diserahkan ke Polsek Tebet.
Menjelang sahur malah berbuat syur, itupun bukan milik sendiri. (dc/gunarso ts)