Hadapi New Normal, PBSI Anjurkan Atlet Tetap Jalani Karantina

Rabu 27 Mei 2020, 16:25 WIB
Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto. (ist/humas pbsi)

Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto. (ist/humas pbsi)

JAKARTA - Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menyambut positif kebijakan 'new normal' yang diserukan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 mulai 1 Juni mendatang. New normal merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19 di Tanah Air.

PBSI pun bersiap untuk menyesuaikan segala aktivitas mereka yang akan dimulai 2 Juni mendatang. Akan tetapi semua menyesuaikan pencabutan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu diungkapkan Sekretaris jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto.

"Ya, kami harus menyesuaikan diri, harus beradaptasi dengan itu, karena kita bukan merupakan sesuatu yang mendapatkan keistimewaan atau tidak," katanya, Rabu (27/5/2020).

Kemenpora sebagai kepala induk olahraga menyerahkan kepada federasi cabor dalam penerapan new normal tersebut. Apakah itu terkait kapan jadwal kompetisi akan kembali bergulir hingga persiapannya. Khusus cabor Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sebelumnya telah merilis sejumlah turnamen yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Sejumlah turnamen bulutangkis bakal kembali menggeliat mulai Agustus mendatang.

Meski demikian, PBSI tidak akan terburu-buru dalam menentukan pengiriman pemain. Selain kesiapan atlet, perkembangan situasi di negara penyelenggara juga menjadi pertimbangan bagi PBSI. "Contohnya, Denmark mungkin siap. Tapi apa mereka siap menerima pemain dari Spanyol yang tingkat pandemi covidnya tinggi. Jadi memang tergantung situasi dan kondisi di negara tersebut," timpal Kabid Binpres PBSI, Susy Susanti.

Meski pemerintah telah mengampanyekan 'new normal', Susy menganjurkan para atlet tetap menjalani karantina di Pelatnas Cipayung. "Menurut saya sih lebih aman atlet tetap seperti ini, di dalam Pelatnas. Kecuali ada hal yang sangat penting, itu pun akan kami batasi. Kalau bisa itu atlet tidak berinteraksi dengan orang banyak. Mereka juga harus menjaga dirinya sendiri. Harus jaga kesadaran," jelas Susy.

Apalagi Indonesia bakal menjadi tuan rumah Indonesia Open di Jakarta pada 17-22 November mendatang. Para pengurus PBSI berharap kondisi Indonesia sudah bisa berjalan secara normal dan tidak ada halangan saat turnamen tersebut digelar. (junius/ys)

News Update