Lebaran di Tengah PSBB, Sampah Warga Jakarta Menurun

Selasa 26 Mei 2020, 15:00 WIB
ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA –  Akumulasi sampah Warga Jakarta yang dikirim ke TPST Bantargebang saat Idul Fitri 2020 menurun. Tepat pada hari pertama lebaran, sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang hanya 2.195 ton dengan 432 rit truk sampah. Sedangkan pada H-1, total sampah mencapai 6.995 ton dengan 1.299 rit truk sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, berdasarkan pengalaman empiris pada tahun-tahun sebelumnya, tonase sampah menurun saat pra dan pascalebaran, namun tahun ini terjadi sedikit perubahan pola karena ada larangan melakukan mudik, sehingga Warga di Ibukota relatif tidak berkurang.

Berdasarkan data tahun 2019, ungkap Andono, pada saat H-1 tonase sampah mencapai 7.145 ton dengan 1.321 rit truk sampah dan sampah turun drastis pada hari H-nya dengan tonase hanya 1.959 ton dengan ritase 376 rit.

Andono memperkirakan sampah akan kembali normal pada H+3, Rabu (27/5). Pada saat tukang-tukang gerobak RT/RW yang sempat libur merayakan Idul Fitri telah kembali bertugas dan akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).

Dinas Lingkungan Hidup, kata dia, sudah melakukan antisipasi kemungkinan peningkatan tonase tersebut. “Kita siap. Pola dan strategi operasi sudah kita antisipasi,” katanya.

TPST Bantargebang tempat diprosesnya sampah Jakarta pun, kata Andono, tetap beroperasi 24 jam selama libur Idul Fitri 1441 H. Sebanyak 300 personel ditugaskan piket di tempat pengelolaan sampah tersebut.

“Per hari ini dwelling time atau waktu rata-rata truk sampah mengantri, menimbang dan menurunkan sampah sampah di sana hanya 2 jam 15 menit. Ini salah satu indikator pengelolaan TPST Bantargebang tetap normal,” katanya.

Andono juga mengungkapkan, sebelum Lebaran, para supir truk sampah juga diinstruksikan untuk mengosongkan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta.

Pengosongan dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur hari H dan H+1 lebaran. Selain itu agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat, serta menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.

“Sampah jika lebih dari 3 hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu,” katanya. (yono/tri) 

News Update