BEKASI – Meski Pandemi COVID-19 membuat akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dibatasi, namun imunisasi anak harus tetap berjalan sesuai jadwal. Dokter atau rumah sakit bisa melakukan pemetaan terhadap bayi atau balita yang harus mendapatkan imunisasi untuk kemudian mengatur jadwalnya.
“Imunisasi harus tetap jalan, tidak boleh terhenti meski ada kebijakan social distance akibat COVID-19,” kata spesialis anak dari Siloam Hospitals Sentosa dr. Budi Santoso Adji, SpA dalam Health Talk RS Siloam Sentosa, Bekasi.
Diakui Budi, pada 2019, imunisasi nasional tidak mencapai target 90 persen. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan terjadi hal yang sama akibat Pandemi COVID-19. Padahal imunisasi adalah hal penting yang harus didapatkan anak untuk mendapatkan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu.
Untuk mendorong masyarakat membawa anaknya imunisasi, dr Budi menilai pentingnya dokter atau rumah sakit dan petugas imunisasi melakukan pemetaan anak-anak yang memang harus mendapatkan imunisasi. Dari hasil pemetaan tersebut, kemudian dilakukan komunikasi dengan orangtua terkait penyesuaian jadwal dan mekanisme imunisasi.
"Setelah pemetaan data akan bayi yang perlu divaksin, petugas bisa mengelola data tersebut dengan komunikasi kepada orang tua anak melalui handphone untuk penjadwalan. Pengaturan bangku saat kegiatan vaksin juga perlu diperhatikan agar bayi yang sehat dan sedang tidak sehat dapat diketahui, "sebut Budi.
Ia mengingatkan agar dilakukan observasi minimal 30 menit dan selalu mencuci tangan sebelum dan paska kegiatan imunisasi, baik terhadap petugas maupun orang tua sang anak. Protokol kesehatan ini harus tetap ditaati untuk mengantisipasi penularan COVID-19. (*/fs)